Uniknya Festival Desain di Bintaro Design District

Tim iNews
Ki-ka: Hermawan Tanzil, Budi Pradono, Andra Matin, dan Danny Wicaksono. (Foto: Tim iNews)

BINTARO, iNewsCilegon.id - Sempat terhenti selama dua tahun karena Pandemi, festival desain Bintaro Design District kembali hadir dengan berbagai keistimewaan.

Ya, harus diakui, desain tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dari mulai sandang, pangan, papan, semua memerlukan desain.

Meski begitu, tak banyak orang yang mengerti dan bisa menikmati desain. 

Hal itulah yang melatarbelakangi empat orang kreatif, inisiator dan kurator Bintaro Design District (BDD), yaitu; Hermawan Tanzil (Le.Bo.Ye), Andra Matin (Andra Matin Architecture), Budi Pradono (Budi Pradono Architecture), dan Danny Wicaksono (Studio Dasar), meluncurkan gagasan untuk menyelenggarakan festival desain di bawah Yayasan Bintaro Design District.

"Desain perlu dibawa ke ruang publik dan dapat diakses, karena desain bisa menjadikan hidup dan perasaan lebih baik," terang Danny Wicaksono.

"Gagasan-gagasan berikut akan timbul ketika berpijak di atas gagasan lain. Sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih dalam," kata Danny. 

"Popularitas desain memang belum banyak. Makanya kita bikin festival ini. Karya yang bisa diinvasi oleh masyarakat luas. Misalnya, Pak Budi Pradono mendandani warung kecil bubur kacang ijo menjadi lebih bagus, mendandani gerobak cendol menjadi sesuatu yang beda dan menarik," timpal Andra Matin. 

"Festival art mungkin sudah banyak, tapi festival desain belum ada. Desain itu lebih terapan dan harusnya lebih memasyarakat karena bisa dipakai," tambah Andra.

Sedikit menengok ke belakang, terbentuknya Yayasan Bintaro Design District (BDD) diawali dengan pertemuan informal para pendirinya (Andra Matin, Budi Pradono, Danny Wicaksono, dan Hermawan Tanzil) saat acara London Design Biennale di Inggris tahun 2016.

Kegiatan sharing desain dan kumpul- kumpul di wilayah Bintaro layaknya pertemuan karang taruna tersebut, memicu semangat untuk meningkatkan apresiasi masyarakat pada dunia desain lewat pameran dan diskusi-diskusi informal, membahas tentang karya-karya terbaru, serta mengadakan open house dan kritik karya.

Yayasan Bintaro Design District resmi berdiri pada tahun 2018 bersamaan dengan penyelenggaraan festival Bintaro Design District yang pertama. 

Mengangkat tema permeable society. BDD merupakan wadah bagi para pecinta/pemerhati/pelaku desain dan seni yang menjadi bagian dari budaya Indonesia, juga sebagai wadah untuk mengembangkan bakat dan potensi para anggotanya dalam mendesain dan responsif pada desain serta masalah- masalah urbanitas yang berkaitan dengan desain dan arsitektur, juga berkaitan dengan aspek kebudayaan secara menyeluruh. 

BDD dalam berkegiatan mengajak pula dan bermitra dengan organisasi/kumpulan sejenis, pemerintah daerah dan pusat, institusi-institusi dalam dan luar negeri yang memiliki kesamaan bidang.

Mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak, ajang BDD saat pameran pertama kali berhasil menggaet 70 desainer dan kelompok desainer. Mulai dari arsitek, interior, desain komunikasi visual (dkv)/ grafis, photography, film hingga musik.

Bahkan pada pameran keduanya di tahun 2019, Bintaro Design District langsung memecahkan rekor penyelenggaraan acara BDD selama 10 hari dengan 116 acara/event.

Sehingga mendapatkan hadiah Good Design Indonesia dari Kementerian Perdagangan.

Nah, setelah dua kali diselenggarakan, harusnya tahun 2020 merupakan penyelenggaraan ke-3, namun tertunda karena Pandemi dan akhirnya bisa terselenggara di 14 September 2022 - 24 September 2022 ini secara offline

Dengan tema "Berbagi Masa Depan”, Hermawan Tanzil meyakini bahwa tema tersebut menjadi tema yang sangat relevan, bahkan tidak mudah untuk usang. 

"Tema ini akan membungkus, mendokumentasikan, dan juga memamerkan karya-karya terkini dan pemikiran-pemikiran terbaru dalam menghadapi dunia baru pasca pandemi yang dinamis, spiritual, dan penuh kewaspadaan," kata Hermawan.

Ditambahkan Budi Pradono, "Masa depan” adalah sebuah keadaan yang akan datang serentak kepada kita semua. 

"Dalam Bintaro Design District kali ini, kami ingin mengumpulkan pikiran dan gagasan, dari teman-teman yang berpartisipasi, mengenai masa depan kita bersama. Tentang cita-cita kecil, dugaan-dugaan logis atau spekulasi solusi dalam beragam skala yang menjadi mimpi tentang masa depan yang lebih baik," ucap Budi.

"Visi BDD adalah membangun komunitas yang lebih baik dan mendorong teman- teman kreatif untuk selalu responsif pada nilai-nilai aktual saat ini dan juga mendorong generasi muda untuk lebih sensitif sekaligus kreatif dengan instink dan ketajaman dalam membaca fenomena terkini yang tidak hanya self distancing, independen, hibrid mandiri dan spiritual saja tetapi juga eco critic dan metaverse. Kita mendorong kolaborasi yang lebih inklusif, baik dari masyarakat, pengembang korporasi, maupun pemerintah untuk berkolaborasi secara gotong royong untuk masa depan," ucap Budi lagi.

Budi juga memaparkan bahwa festival desain kali ini istimewa karena menyebar di beberapa lokasi yang sebagian besar ada di Bintaro. 

Diakui Budi, sejak awal diselenggarakan, jumlah desainer yang mengikuti ajang BDD ini jumlahnya selalu di atas puluhan.

"Tahun 2019 yang ikut sekitar 70-an di 50 lokasi. Tahun ini ada 80-an partisipan di 70 lokasi. Istimewa karena di tahun ini ada pameran desain dari 18 desainer perempuan. Pameran satu abad desain kursi di Indonesia dimana ada 60 kursi yang pernah didesain. Ada pula pameran instalasi desain, open arsitektur, open studio, workshop, talkshow dan diskusi serta seminar. Dan yang menariknya lagi, ada pula mimbar bebas desain," urai Budi. 

"Saat pertama kali digelar, ajang BDD bisa mencapai jumlah pengunjung hingga 4000 orang dan di tahun kedua meningkat dua kali lipatnya lebih yaitu sekitar 10.000 orang. Adapun target tahun ini, karena masih belum lepas Pandemi, kami tidak muluk-muluk, ya sekitar 5000 orang," tambah Budi.

Kalian yang ingin mengunjungi ajang BDD ini bisa men-download aplikasi Bintaro Design District (apps) terlebih dahulu. Dimana jadwal acara, program, dan semua data peserta ada di dalamnya. Termasuk keterangan lokasinya. Harga tiket Rp100 Ribu untuk semua lokasi selama 10 hari.

Editor : Novita Sari

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network