iNewsCilegon.id - Stroke atau angin ahmar tak hanya mengancam nyawa namun juga merupakan penyakit mahal, menurut Kementerian Kesehatan Indonesia (2019), selain berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, stroke juga merupakan penyakit dengan biaya paling tinggi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Berdasarkan data BPJS Kesehatan, terjadi peningkatan pembiayaan penyakit katastropik, termasuk stroke, totalnya sekitar 4 triliun rupiah dari tahun 2016 hingga 2018. Artinya, stroke juga berdampak terhadap sosio-ekonomi negara.
Stroke merupakan kondisi medis serius dan dapat mengancam nyawa. Menurut World Stroke Organization dalam International Journal of Stroke (2022), sampai saat ini, stroke menjadi penyebab kematian kedua dan penyebab disabilitas ketiga paling tinggi di dunia.
Dalam dua dekade terakhir, terjadi peningkatan jumlah stroke, yaitu 86% berakhir dengan kematian dan 89% menyebabkan disabilitas, terutama di negara yang berpendapatan rendah dan menengah ke bawah.
Karena dapat pula menyebabkan kecatatan permanen, stroke sangat mempengaruhi produktivitas penderitanya. Keluarga pasien pun dipengaruhi oleh efek besar dari risiko stroke, seperti masalah finansial karena penderita stroke memerlukan perawatan dan biaya yang tidak sedikit.
Lalu Apa Itu Stroke?
Stroke terjadi jika darah yang membawa oksigen tidak mengalir ke sebagian otak sehingga terjadi kematian sel atau jaringan. Ada dua jenis stroke, yaitu iskemik (penyumbatan) dan hemoragik (pendarahan).
Pada penderita stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena terjadi penyumbatan atau pembekuan darah yang menyumbat pembuluh darah. 85% dari keseluruhan kasus stroke merupakan tipe iskemik. Pada penderita tipe kedua, yakni stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga terjadi perdarahan yang mengurangi aliran darah ke jaringan otak. Kedua tipe stroke ini mampu menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.
Jika seseorang mengalami stroke, segeralah hubungi nomor darurat 112, rumah sakit, atau ambulans agar penderita dapat segera diberikan pertolongan pertama.
Dampak buruk serangan stroke dapat diminimalkan jika penderita segera memperoleh penanganan dalam periode emas (golden hours), yaitu antara 3 sampai 4,5 jam dari waktu serangan dimulai. Kondisi pasien dapat memberat bahkan berlangsung lama, hingga 24 jam atau lebih, jika tidak mendapatkan penanganan segera.
Gejala Awal Stroke
Untuk mengurangi dampak serangan stroke yang berbahaya, apalagi jika terjadi pada keluarga, teman, dan orang-orang di sekitar kita, kita perlu mengetahui apa saja gejala awal stroke. Dengan mengenali tanda-tanda awal stroke, kemungkinan kita menyelamatkan kehidupan seseorang menjadi lebih besar.
Dilansir iNewsCilegon.id dari berbagai sumber, bahwa kita dapat mengenali tanda-tanda awal terjadinya serangan stroke terhadap seseorang dengan singkatan FAST, yaitu:
1. Face (apakah wajah suspek tampak terkulai?)
Gejala ini tampak dari salah satu sisi wajah terkulai, mata atau mulut “jatuh”, dan secara visual sangat tidak simetris dibandingkan sebelumnya. Penderita juga mengeluhkan satu sisi wajahnya mengalami mati rasa akibat kerusakan saraf sehingga respons terhadap stimulasi pada otot wajah jadi hilang.
Mintalah suspek penderita untuk mencoba tersenyum. Jika dia kesulitan tersenyum di salah satu sisi atau senyum jadi tidak simetris, curigai bahwa serangan stroke terjadi.
2. Arm ( apakah suspek kesulitan mengangkat tangannya?)
Tanda ini dapat dikenali dengan ketidakmampuan mengangkat kedua tangan karena salah satu tangan melemah dan jadi mati rasa.
Mintalah suspek penderita untuk mengangkat kedua tangan setinggi yang dia mampu. Jika salah satu lengannya tidak setinggi tangan lainnya atau tidak mampu mengangkat kedua lengan, kemungkinan terjadi stroke.
3. Speech (apakah kesulitan berbicara?)
Gejala ini bisa diketahui ketika mendadak suspek tidak bisa berbicara atau bicaranya sulit dimengerti.
Mintalah suspek penderita untuk mengulang kalimat yang kamu ucapkan. Jika dia tidak dapat mengulangi atau ucapannya tidak dapat dimengerti, kemungkinan besar dia sedang mendapatkan serangan stroke.
4. Time (sudah berapa lama terjadi?)
Ketika kita mengenali tiga tanda-tanda di atas, langkah selanjutnya adalah memanggil bantuan gawat darurat. Periode emas (golden hour) untuk pertolongan pertama stroke sangat singkat. Oleh karena itu, jangan membuang waktu sedetik pun.
Dengan mengingat FAST, kita dapat dengan cepat mengenali tanda-tanda awal serangan stroke. Namun, ada gejala lainnya yang perlu kita ketahui, yakni:
1. Melemah atau kebasnya salah satu sisi tubuh, termasuk salah satu kaki.
2. Rabun atau bahkan hilangnya penglihatan, terutama di salah satu mata.
3. Sakit kepala yang parah dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, datang tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.
Gejala awal tersebut juga dapat diingat dengan akronim yang diperkenalkan oleh Kemenkes RI (2019), yakni Se-Ge-Ra-Ke-R-S:
1. Senyum tidak simetris atau mencong ke satu sisi, tersedak, dan sulit menelan air minum.
2. Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, biasanya tubuh bagian kanan.
3. Bicara pelo, kata-katanya tidak dapat dimengerti, serta bicara tidak nyambung.
4. Kebas atau baal, kesemutan separuh badan.
5. Rabun, pandangan satu mata kabur yang terjadi tiba-tiba.
6. Sakit kepala hebat yang tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya.
Segera hubungi salah satu nomor darurat berikut: 112, yaitu nomor darurat tingkat kabupaten atau kota (semacam 911 di Amerika) atau yang disediakan oleh pemerintahan pusat, seperti 110 (kepolisian), 113 (pemadam kebakaran/damkar), dan 119 (ambulans/Kemenkes).
Kita juga dapat menghubungi Puskemas atau petugas kesehatan terdekat untuk memastikan mereka dapat segera memberikan penanganan terhadap penderita serangan stroke.
Pertolongan Pertama Stroke
Dalam menyelamatkan seseorang yang mengalami serangan stroke, waktu menjadi sangat berharga.
Penderita perlu secepatnya mendapatkan penanganan medis, yaitu dalam rentang waktu sebelum 4,5 jam sejak serangan terjadi.
Pasien yang diduga menunjukkan gejala stroke harus segera dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) di Rumah Sakit terdekat dalam masa Golden Hour untuk mencegah risiko lebih lanjut, termasuk diantaranya kecacatan permanen bahkan kematian.
Selanjutnya, sesampainya di rumah sakit, pasien stroke perlu mendapatkan layanan CT scan untuk mengetahui jenis stroke yang dialaminya.
Bahkan, jika ingin hasilnya maksimal, rumah sakit harus mengikuti standar penanganan internasional, yaitu kurang dari 30 menit untuk segera memberikan penanganan apabila pasien menunjukkan gejala-gejala stroke.
Faktor Risiko dan Pencegahan Stroke
Faktor risiko adalah istilah untuk hal-hal yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami penyakit tertentu. Pusat data dan informasi (pusdatin) Kemenkes menerangkan bahwa faktor risiko stroke antara lain: tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, diabetes melitus, dan obesitas.
Selain itu, orang dengan kolesterol tinggi, punya kebiasaan merokok, dan pernah mengalami stroke sebelumnya mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami serangan stroke.
Selain itu, stroke tidak memandang usia dan risikonya meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, tetap perlu diingat bahwa stroke dapat dicegah.
Pola hidup sehat menjadi hal utama dalam pencegahan diri dari stroke, terutama untuk yang pernah mengalami sebelumnya. Oleh karena itu, Kemenkes selalu menganjurkan masyarakat untuk mengaplikasikan PATUH dalam keseharian, yaitu:
- Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter.
- Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur.
- Tetap diet sehat dengan gizi seimbang.
- Upayakan beraktivitas fisik dengan aman.
- Hindari rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait