JAKARTA, iNewsCilegon.id - Acara peresmian FLEI EXPO XIX yang digelar di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat (18-20 November 2022) dilakukan secara simbolis dengan pemukulan gong oleh Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan yang turut didampingi oleh seluruh instansi dan beberapa tamu kehormatan.
Pemukulan gong tersebut menandakan bahwa acara Pameran Waralaba, Lisensi, Peluang Bisnis dan Kemitraan Terbesar di Indonesia abad ini, FLEI EXPO XIX 2022 International resmi dibuka dan disambut meriah oleh tepuk tangan hadirin juga media yang memadati area panggung utama untuk mengabadikan momen ini.
Ya, bisnis waralaba atau franchise mulai menggeliat kembali seiring meredanya pandemi COVID-19.
"Setelah kami lakukan survei di awal tahun 2022 kepada beberapa bisnis waralaba yang ada, mereka mengatakan bahwa penjualan mereka telah pulih 80-100 persen dibanding sebelum Pandemi," kata Tri Raharjo, Ketua Umum Perhimpunan Waralaba & Lisensi Indonesia (WALI), saat konferensi pers dan peresmian pembukaan Pameran Waralaba FLEI EXPO XIX Jumat, 18 November 2022.
"Oleh karena itu, di tahun 2023 nanti kami pun optimis bisnis waralaba ini akan tumbuh lebih dari 5 persen. Meski ada isu resesi di tahun 2023, namun kami tetap optimis karena Pandemi yang begitu sulit saja, bisa kita lalui. Apalagi di ajang sebelumnya yang sempat kita gelar pada Juni 2022 lalu ada 72 persen lebih yang mengunjungi," lanjutnya.
Inilah yang memotivasi digelarnya kembali ajang FLEI EXPO XIX. Kolaborasi apik antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, KADIN, WALI, Panorama Media serta para pelaku bisnis yang turut bersumbangsih besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini.
Dijelaskan Tri, saat Pandemi, waralaba Food and Beverage sangat terdampak namun sektor ini pula yang lebih cepat pulih dibanding sektor lainnya.
Sektor lain yang tidak begitu terdampak pandemi, kata Tri, mini market, air isi ulang, dan juga bisnis laundry karena bisnis tersebut ada repeat order kembali.
Tri juga optimis bisnis waralaba akan terus bertumbuh jika melihat anak-anak muda saat ini yang sebagian besar atau hingga 50 persen, lebih memilih untuk berbisnis.
"Ditambah lagi para calon purnakarya (pensiunan) yang banyak memilih alternatif bisnis waralaba sebagai sumber pendapatannya. Mereka yang belum pernah berbisnis, lebih memilih Franchise karena memiliki beberapa keunggulan dimana secara brand sudah dikenal dan hanya tinggal menduplikasi bisnisnya saja," kata Tri.
Di tahun 2023, bisnis waralaba yang masih akan berkembang adalah bisnis di sektor Food and Beverage dimana menguasai 40 persen bisnis waralaba.
"Itu dikarenakan margin atau keuntungan besar, balik modal cepat, misal kontrak 5 tahun tapi dalam 2,5 tahun sudah bisa balik modal. Sektor lainnya adalah minimarket, sudah ada 60 ribu outlet. Bisa jadi solusi bisnis yang punya dana tapi tidak mau meng-operate. Sektor lainnya, Fried Chicken yang sudah ada hampir 50 tahun dimana untuk kelas menengah ke bawah dikuasai waralaba dalam negeri. Dan juga bisnis waralaba minuman kekinian, itu besar sekali," ujar Tri.
Ki-ka: Tri Raharjo, Ketua Umum Perhimpunan Waralaba & Lisensi Indonesia (WALI) dan Royanto Handaya, President Director Panorama Media. Foto: Tim iNews
Lima Tips Memilih Bisnis Waralaba dari Tri Raharjo:
Pertama. Karena bisnis waralaba ini bisnis duplikasi, maka lihat bisnisnya sudah jalan berapa lama? Berhasilkah? Untungkah? Outletnya ramai atau tidak? Coba kita beli dan rasakan produknya, enak atau tidak?
Kedua. Bisnis waralaba tersebut sudah punya surat pendaftaran waralaba. Karena dari pemerintah sendiri ada 6 syarat yang harus dipenuhi saat ingin mendaftarkan bisnis waralabanya. Dengan memiliki surat pendaftaran waralaba, berarti waralaba tersebut sudah terseleksi.
Ketiga. Jangan hanya melihat brosurnya saja, tapi kunjungi juga outlet waralaba tersebut yang sudah berhasil sehingga bisa melihat secara langsung bagaimana yang sebenarnya.
Keempat. Pilih brand yang sudah dikenal karena semakin dikenal semakin berpotensi.
Kelima. Pilih waralaba yang leading di sektornya. Usahakan pilih leading kesatu, dua, dan tiga di kategori usahanya. Kalau belum yakin juga, langsung datangi dan tanya franchisenya.
"Penting juga untuk melakukan mitigasi risiko. Satu, mulai seleksi lokasi. Ini penting, layak atau tidak lokasinya. Kedua, saat rekrutmen pegawai apakah kualifikasi sesuai harapan franchisor. Ketiga, proses training, baik produk, pemasaran, pengelolaan keuangan, dan operasional sehari-hari, juga SDM-nya. Lalu proses pendampingannya bagaimana agar mitigasi juga berjalan lancar. Harus all-out dua belah pihak karena keduanya punya tanggung jawab sama," tandas Tri.
Editor : Novita Sari
Artikel Terkait