PANDEGLANG, iNewsCilegon.id - Sebanyak 54 paket bantun perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Desa Sukajadi, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, digulirkan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Provinsi Banten, dengan anggaran sebesar Rp3.480.022.300,00 yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Banten. Namun, kini program bantuan tersebut diduga bermasalah.
Program bantuan RTLH bagi ke 54 kepala keluarga ini dilaksanakan oleh CV Noval Jaya dengan nomor kontrak 600/SPK.RTLH.0.E4-P2308-7333330/BIDKAW/DPERKIM/2023 dengan anggaran terkoreksi yang diawasi oleh PT Priangan Raya Utama.
Dalam pelaksanaannya, program RTLH ini disinyalir terdapat sejumlah temuan, diantaranya terkait ongkos angkut material, kekurangan Kaso papan, kekurangan pembelian besi/paku dan kekurangan pembelian semen yang dibebankan kepada penerima manfaat program perbaikan RTLH di Desa Sukajadi.
Tak hanya itu, dalam pengerjaannya pun para pekerja terkesan mengabaikan keselamatan kerja dan tidak adanya kantor pelaksana pengerjaan.
Hendri, salah satu penerima manfaat mengaku, bahan matarial berupa semen yang diterimanya sebanyak 43 sak masih kurang, sehingga dirinya membeli sebanyak 6 sak semen dan 1 kg paku dari uang pribadi.
"Kekurangannya cuma 6 sak semen dan 1 kilo paku, kalau soal galian untuk rumah ini, dikarenakan awalnya ada pondasi jadi tidak semua digali, ada yang ditambah doang, tapi ada juga yang digali,” ujar Hendri, kepada awak media, pada Kamis (12/10/2023).
Menyikapi hal ini, Kepala Desa (Kades) Sukajadi Sandi Wisesa membenarkan adanya kekurangan material bangunan semen.
"Betul, namun ini terjadi bukan karena ada kekurangan dari pihak kontraktor melainkan dari penerima bantuan dan tukang yang mengerjakan," ujar Sandy Wyasa. Minggu (15/10/2023).
Sandy menjelaskan, dari sekian material yang diberikan kepada penerima seharusnya cukup untuk 1 unit rumah dengan ukuran 5x5 meter, namun dikarenakan ada hal-hal yang diluar peruntukan atau ketidak sesuaian seperti yang sudah disosialisasikan diawal maka kekurangan material pun terjadi.
"Dari pihak kontraktor sudah sesuai spek dan peruntukan, jumlah semen sekian sak, batu dan pasir sekian truk dan lain-lain harusnya cukup untuk satu rumah ukuran 5x5 tanpa kamar ya, tapi pada pelaksanaannya justru kurang, nah setelah ditelusuri ternyata ada pemakaian berlebih di semen karena material lain justru ada sisa," ungkap Sandy.
Sandy menegaskan, bahwa program ini sedang berjalan, sehingga belum bisa dinyatakan selesai, baik itu dalam pengerjaan maupun dalam pendistribusian matrial, karena ada keterlambatan pendistribusian yg dikeluhkan oleh penerima manfaat.
Kontraktor pelaksana CV Noval Jaya, Asep Waseh menjelaskan duduk perkara bantuan RTLH di Desa Sukajadi, Carita (Foto: cilegon.inews.id/Ila Nurlaila Sari)
"Saya sudah berkordinasi dengan pihak kontraktor dan mereka akan segera mengirim material semen yang menjadi kekurangan, dan seharusnya itu ditukar dengan material yang masih nyisa...tapi karena sudah dijual terlebih dahulu oleh penerima manfaat dengan dalih untuk menyediakan makan tukang ya mau gimana lagi, padahal mereka sebetulnya tak perlu melakukan itu karena sudah masuk dalam biaya pengerjaan yang dibayar oleh kontraktor," tandasnya.
Sementara itu, Pihak Kontraktor CV Noval Jaya, Asep Waseh menyatakan, bahwa pelaksanaan bantuan RTLH di Desa Sukajadi belum selesai, karena tenggat waktu untuk menyelesaikan pengerjaan ke 54 pembangunan RTLH ini hingga November 2023.
"Masih dalam pelaksanaan, karena waktu yang kami dapat itu sekitar 3 bulan dan ini baru memasuki bulan kedua, maka menjadi wajar ketika ada kekurangan material ataupun kendala dalam pengerjaannya, saya mohon untuk bersabar lah karena kami juga mengejar target khawatir keburu musim hujan datang," terang Asep Waseh.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait