CILEGON,iNewsCilegon.id - Angampora adalah seni bela diri kuno Sri Lanka yang telah ada sejak zaman dahulu. Seni bela diri ini menggabungkan unsur-unsur fisik, mental, dan spiritual untuk membantu praktisi mengembangkan kekuatan dan keterampilan.
Dalam bahasa Sinhala, "Angampora" berasal dari kata "anga," yang berarti tubuh, dan "pora," yang berarti menyerang atau bertarung. Dengan akar sejarah yang kaya, seni bela diri ini memiliki peran penting dalam sejarah pertahanan Sri Lanka.
Pada masa kejayaan dan kemakmuran raja-raja Sri Lanka, Angampora terfokus pada tiga segmen utama: angampora (pertarungan tangan kosong), elangampora (senjata), dan mayaangam (penggunaan mantra untuk mengusir musuh).
Para pengikut Angampora memiliki kedisiplinan yang kuat dan mendalam, yang mencakup pukulan pertarungan, meditasi, pengobatan Ayurveda, dan ikatan hormat dengan guru mereka.
Selama berabad-abad, seni bela diri ini menjadi bagian penting dalam pertahanan strategis negara tersebut, bahkan saat menghadapi serangan asing seperti yang dilakukan oleh Portugis pada abad ke-16.
Namun, selama pemerintahan Inggris di Ceylon pada abad ke-19, Angampora dilarang, dan para guru Angampora diserang dan dilumpuhkan oleh pasukan Inggris. Larangan ini membuat seni bela diri ini menjadi misterius selama hampir dua abad, tetapi masyarakat Sri Lanka yang tangguh terus menjaganya dengan rahasia di desa-desa terpencil.
Setelah Sri Lanka merdeka pada tahun 1948, Angampora mulai bangkit kembali, dan seni bela diri ini semakin mendapatkan pengakuan dan minat, baik dari anggota Angkatan Bersenjata Sri Lanka maupun turis asing yang terpesona oleh pertunjukan Angampora dalam acara budaya.
Angampora bukan hanya seni bela diri, ini adalah gaya hidup. Para murid yang ingin mempelajarinya harus menunjukkan kualitas seperti kejujuran, kasih sayang, ketahanan, dan sifat ramah.
Selama latihan, mereka belajar berbagai teknik yang mencakup sistem kunci dan cengkraman, pukulan dan blokade, serta serangan pada titik saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
Selain itu, Angampora juga mengajarkan latihan fisik dan kesucian spiritual. Setelah bertahun-tahun pelatihan yang menuntut, murid setia lulus dengan gelar praveena, yang merupakan pengakuan sebagai ahli Angampora. Semoga seni bela diri kuno ini terus hidup dan berlanjut untuk generasi mendatang.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait