ENTIKONG, iNewsCilegon.id - Kisah bocah kelas 6 sekolah dasar (SD), bernama Nur Saka ini sempat viral di tahun 2018. Saat itu usianya baru 8 tahun dan duduk di bangku kelas 2 SD, kedua orangtua Nur Saka bekerja sebagai buruh migran di kota Tebedu, Malaysia. Akibat aksinya ini Nur Saka disebut-sebut kalahkan Rafatar, Putera sulung Rafi Ahmad.
Sebelum memutuskan sekolah di tanah kelahiran, bocah itu kerap ditawarkan untuk bersekolah di Tebedu, Malaysia. Namun ia menolak, dengan alasan merasa bangga menjadi anak Indonesia.
Setiap hari Nur Saka berangkat sekolah pukul 06.00 (pukul 05.00 waktu Tebedu). 30 menit kemudian, ia sudah sampai di sekolahnya di Entikong, Kalimantan Barat. Perjalanan melintasi batas negara itu kembali ia lakukan pada jam pulang sekolah.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait