CILEGON, iNews Cilegon.id - Hari ini, 1 Oktober, menandai 49 tahun pertemuan terakhir antara dua legenda tinju, Muhammad Ali dan Joe Frazier, dalam pertarungan yang dikenal sebagai 'Thrilla in Manila.' Pertarungan yang berlangsung di Araneta Coliseum, Filipina ini dianggap sebagai salah satu pertarungan paling brutal dalam sejarah tinju.
Dalam pertarungan yang berlangsung selama 14 ronde, Ali akhirnya dinyatakan sebagai pemenang setelah pelatih Frazier, Eddie Futch, meminta wasit untuk menghentikan pertarungan. Momen ini tidak hanya mengakhiri trilogi rivalitas yang sengit antara kedua petinju, tetapi juga memperkuat posisi Ali sebagai juara dunia tak terbantahkan.
Pertarungan ini diwarnai dengan sejumlah kontroversi, dimulai dari dua pertemuan sebelumnya yang juga penuh drama. Ali, yang terkenal dengan taktik verbalnya, kembali melontarkan ejekan kepada Frazier, menjulukinya "The Gorilla." Frazier pun datang dengan semangat balas dendam, siap mempertaruhkan nyawanya di ring.
Sementara itu, persiapan untuk pertarungan ini melibatkan campur tangan politik, di mana Presiden Filipina, Ferdinand Marcos, berusaha mempromosikan acara tersebut untuk menarik perhatian dunia ke Filipina. Kondisi panas yang ekstrem di arena juga menjadi tantangan tersendiri bagi kedua petinju, menambah intensitas pertarungan yang telah ditunggu-tunggu oleh lebih dari 1 miliar pemirsa di seluruh dunia.
Meski dua dari tiga pertarungan dimenangkan oleh Ali, 'Thrilla in Manila' tetap menjadi simbol dari rivalitas abadi antara dua ikon olahraga ini, dan menciptakan warisan yang akan dikenang sepanjang masa.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait