LABUAN, iNewsCilegon.id-Momentum tradisi Munggahan ternyata mendatangkan cuan bagi Nenek Karti, penjual Sabut Kelapa. Sabut kelapa ini jadi pengganti arang yang harganya melambung sebagai alat bakaran warga yang hendak melakukan tradisi munggahan di pantai.
Nenek Karti pada hari biasa hanya mengasuh cucunya. Namun peluang datang saat moment Munggahan menjelang bulan suci Ramadan 1443 H.
Di tempat tinggalnya di Kampung Laba, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, sering dimanfaatkan warga dengan tradisi Munggahan Bakaran di pantai.
Nenek Karti yang berusia 66 tak menyangka Sabut (kulit) Kelapa jualannya laku keras. Ia menyediakan sabut kelapa untuk bakaran di pantai karena arang harganya melambung.
"Lumayan untungnya, saya biasa jual sabut kelapa ini Rp5 ribu per ikat" ujar Nenek Karti kepada tim iNews Cilegon, Rabu 30 Maret 2022.
Setiap ikat, berisi 5 sabut kelapa.
Ia menuturkan, mendapat Sabut Kelapa secara gratis dari tukang giling kelapa dipasar, atau memungutnya disekitar pantai yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Sebelum menjual sabut kelapa, biasanya saya membersihkannya terlebih dahulu, lalu menjemurnya hingga kering supaya mudah dibakar," ujarnya.
Jika sedang ramai, kata Nenek Karti penjualan sabut kelapanya bisa habis hingga puluhan ikat dengan harga Rp5000 per ikat.
"Alhamdulillah kalau seperti sekarang ini penjualan agak lumayan, bisa dapat Rp200 ribuan bahkan lebih seharinya," tutur Nenek Karti dengan senyum.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait