YOGYAKARTA, iNewsCilegon.id - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah memperkuat moderasi beragama untuk menolak pemahaman radikal terorisme.
Moderasi beragama adalah cara pandang dalam beragama yang moderat, tidak ekstrem kanan dan tidak ekstrim kiri.
Kesepahaman untuk memperkuat moderasi beragama mengemuka saat pertemuan Kepala BNPT Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, MH dengan Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta pada Jumat (1/4).
Boy Rafli menyatakan BNPT sangat terbuka dan menerima masukan dari berbagai pihak untuk penanggulangan terorisme.
"Kerjasama yang baik dengan PP Muhammadiyah sangat penting dalam rangka penguatan moderasi beragama," kata Kepala BNPT.
Boy Rafli mengungkapkan BNPT dan Muhammadiyah akan melakukan perjanjian kerjasama dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme.
Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, MSi menilai langkah BNPT yang menggelorakan konsep moderasi beragama sudah tepat. Menurutnya moderasi beragama adalah model yang sangat cocok dalam menangkal narasi radikal terorisme.
"Dari iklim saja Indonesia sudah moderat. Dari segi sejarah dimana agama-agama masuk ke Indonesia juga ada bermacam-macam agama dan tidak ada perang. Pendidikan moderasi itu hasilnya long-term. BNPT tidak berjalan sendirian dalam menguatkan moderasi beragama," katanya.
Ketua PP Muhammadiyah menambahkan anak muda yang menjadi target propaganda radikal terorisme harus dilindungi. Pemikiran radikal yang ingin mengganti haluan negera dengan sistem agama adalah kekeliruan yang fatal. Konsep NKRI dengan Pancasila-nya adalah Darul Ahdi Wa Syahadaah, berarti negara kesepakatan dan persaksian.
"Indonesia negara Pancasila itu sejalan dengan Islam. Hasil Ijtihad dari pemuka agama dan para ulama. Maka tidak perlu lagi mencari bentuk negara lain," jelasnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait