SHANGHAI, iNews Cilegon.id – Ancaman Covid-19 belum reda. Shanghai menerapkan lockdown. Akibatnya kota ini bagai kota hantu.
Warga pun mulai kesulitan mendapatkan bahan makanan. Penduduk terpaksa harus merogoh kocek lebih dalam karena harga bahan makanan meroket.
Ma seorang warga Shanghai mengaku harus merogoh 400 Yuan atau setara Rp900.000 hanya untuk sekardus mie instan dan soda. "Saya melakukannya untuk persediaan. Saya tidak yakin berapa lama lockdown akan berlanjut," katanya Rabu (20/4/2022)
Lockdown yang berlanjut, menyebabkan kota ini layaknya kota hantu. Para warga dipaksa berdiam diri dalam rumah dan tak keluar kecuali ada perlu yang penting.
"Tidak ada percakapan. Semua diam dan saling jaga jarah satu sama lain," kata seorang warga, Romeo.
Para pekerja juga terpaksa berada di lokasi kerja.
Kematian
Kasus baru Covid-19 ini meningkatkan angka kematian. Ada tiga pasien yang meninggal pada Minggu (17/4/2022).
Shanghai juga melaporkan penambahan 19.831 kasus infeksi Covid-19 tak bergejala pada Minggu. Sementara itu kasus infeksi harian bergejala mencapai 2.417 orang, turun dari sehari sebelumnya 3.238.
Sejak wabah terbaru melanda pada 10 Maret, Shanghai melakukan lebih dari 200 juta tes asam nukleat dalam upaya untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona. Wabah terbaru ini merupakan yang terparah di China sejak virus corona pertama kali ditemukan di Kota Wuhan pada akhir 2019.
Sementara itu Komisi Kesehatan Nasional mengungkap, secara keseluruhan China melaporkan 23.460 kasus infeksi Covid-19 pada 17 April, sebanyak 2.742 di antaranya menunjukkan gejala dan 20.718 tidak bergejala. Angka itu menurun dibandingkan pada Sabtu yang mencatat 26.155 kasus infeksi, yakni 3.529 bergejala dan 22.626 tanpa gejala. Total kasus infeksi Covid di China sejak awal adalah 185.035 penderita, sementara korban meninggal menjadi 4.641 orang.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait