Logo Network
Network

Menarik untuk Disimak, Cerita dan Sejarah Hari Bhakti Postel

Tim iNews
.
Jum'at, 23 September 2022 | 16:15 WIB
Menarik untuk Disimak, Cerita dan Sejarah Hari Bhakti Postel
Dengan membawa senjata, anggota AMPTT memasuki ruangan kantor yang dikuasai oleh pihak Jepang, hingga membuat pihak Jepang tidak bisa melakukan apa-apa. (Foto: Ruangguru)

JAKARTA, iNewsCilegon.id - Setiap tahun, tepatnya pada tanggal 27 September, diperingati sebagai Hari Bhakti Postel atau hari dimana Kantor Pusat Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT) berhasil diambil alih dari kekuasaan pemerintah Jepang.

Perebutan kendali Jawatan PTT ini dilakukan oleh putra-putri bangsa Indonesia yang tergabung dalam Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon (AMPTT) pada tahun 1945.

Tidak terjadi begitu saja, pengambilalihan Jawatan PTT dari kekuasaan pemerintah Jepang merupakan proses yang panjang dan rumit.

  • 3 September 1945

Saat itu, AMPTT belum mempunyai pengurus. Namun, pada tanggal 3 September 1945, Soetoko, salah satu anggota AMPTT mengadakan pertemuan yang kemudian dihadiri oleh para anggota AMPTT lainnya. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan bahwa Kantor Pusat PTT sudah harus dikuasai oleh bangsa Indonesia paling lambat pada akhir bulan September tahun 1945.

  • 23 September 1945

Pada hari itu, Soetoko berunding dengan dua anggota AMPTT. Setelah melakukan perundingan, ketiganya sepakat untuk menuntut pemerintah Jepang supaya menyerahkan kendali atas Kantor Pusat PTT kepada bangsa Indonesia secara damai atau anggota AMPTT akan melakukan perebutan kekuasaan dengan paksa, dibantu oleh rakyat. Jika berhasil, ketiganya berencana untuk mengangkat Soeharto menjadi Pemimpin Jawatan PTT dan R. Dijar sebagai wakilnya.

  • 24 September 1945

Keesokan harinya, yaitu pada tanggal 24 September 1945, Soeharto dan R. Dijar menemui pimpinan PTT Jepang, Tuan Osada untuk berunding dan mendesak pemerintah Jepang agar menyerahkan pimpinan Jawatan PTT secara terhormat kepada bangsa Indonesia hari itu juga. Namun, upaya ini gagal.

  • 26 September 1945 

Pada tanggal 26 September 1945, Soetoko menemui Soeharto untuk memberitahu rencana AMPTT dalam merebut Jawatan PTT dari kekuasaan pemerintah Jepang yang akan dilaksanakan pada tanggal 27 September 1945. Rencana tersebut pun disetujui oleh Soeharto. Malam harinya, seluruh anggota AMPTT menyebar dan mengumpulkan hal-hal yang dibutuhkan untuk keesokan harinya, seperti senjata, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Rakyat dan organisasi perjuangan yang berkedudukan di dekat kantor pusat PTT juga menyatakan kesediaannya untuk membantu perjuangan AMPTT.

  • 27 September 1945

Pada tanggal 27 September 1945, Soeharto dan R. Dijar berunding dengan pimpinan PTT Jepang untuk yang terakhir kalinya di Kantor Pusat PTT. Mereka kembali mendesak pemerintah Jepang untuk menyerahkan kepemimpinan Jawatan PTT kepada bangsa Indonesia. Namun, sekali lagi upaya tersebut gagal. Alhasil, AMPTT pun merebut Jawatan PTT dari kekuasaan pemerintah Jepang dengan kekerasan. 

Dengan membawa senjata, anggota AMPTT memasuki ruangan kantor yang dikuasai oleh pihak Jepang, hingga membuat pihak Jepang tidak bisa melakukan apa-apa untuk melawan tekad AMPTT.

Sementara itu, rakyat dan massa berkumpul di halaman Selatan. Kira-kira pada pukul 11.00 WIB, dilansir dari laman Kominfo, Soetoko memperkenalkan Soeharto dan R. Dijar kepada massa sebagai Kepala dan Wakil Kepala Jawatan PTT Indonesia.

Pada hari yang sama, dibawah pimpinan Soewondo, beberapa pemuda menurunkan bendera Jepang yang ada di tiang listrik dan menggantikannya dengan bendera Indonesia.

Itulah sejarah Hari Bhakti Postel yang menarik untuk diketahui. Perjuangan AMPTT dalam merebut Jawatan PTT dari kekuasaan pemerintah Jepang, diperingati dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah dengan mengadakan Upacara Bendera Hari Bhakti Postel setiap tanggal 27 September.

Editor : Novita Sari

Follow Berita iNews Cilegon di Google News

Bagikan Artikel Ini