SERANG, iNews.id - Sebanyak 5 ruang kelas dari total 10 ruang kelas yang ada di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cigabus, Kelurahan Taktakan, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, tidak dapat digunakan untuk belajar mengajar karena rusak parah. Bahkan kondisi tersebut sudah terjadi sejak tahun 2017.
Pantauan di lokasi kondisi ruang kelas sangat amat memperihatinkan. Terlihat kondisi plafon yang telah jebol dan genteng yang telah berjatuhan.
Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Cigabus, Kelurahan Taktakan, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Tukijah mengatakan pihaknya telah mengajukan bantuan ke Pemkot Serang untuk bantuan rehabilitasi ruang kelas sejak 2018. Namun hingga kini belum ada tindak lanjut.
"Sudah kami ajukan setiap tahun dari tahun 2018. Katanya 2021 mulai dilakukan (pembangunan), kemudian tidak ada anggaran karena Covid-19. Jadi tahun 2022, tapi sampai sekarang tidak ada informasi apa-apa, belum ada tindak lanjut," kata Tukijah, Jum'at (25/3/2022).
Kerusakan ruang kelas sendiri telah berlangsung sejak lama yakni sejak 2017. Terdapat di tiga ruang kelas, satu ruang unit kesehatan sekolah (UKS), dan ruang Kepala Sekolah. Awalnya, lima lokal ruang tersebut hanya rusak ringan, namun karena dibiarkan dan tidak mendapatkan bantuan, kerusakan semakin parah.
"Memang kan awalnya rusak ringan, tapi karena dibiarkan jadi ambrol seperti sekarang ini. Dua ruang kelas IV, satu ruang kelas V, satu ruang UKS, dan ruangan kepala sekolah," tuturnya.
Saat ini, dia menjelaskan, para siswa memanfaatkan ruang kelas yang ada, dengan cara bergantian. Misalnya, murid kelas I sampai kelas III menggunakan ruangan mulai pukul 07.300 sampai 10.00, Kemudian pukul 10.00 sampai pukul 13.00.
"Untuk kelas IV sampai kelas VII. Total siswa kan ada 483. Makanya ruangan ini sengaja tidak digunakan karena khawatir ambrol, nanti kena murid, kena guru, dan orang tua murid," ucapnya.
Selain ruang kelas, dia mengungkapkan, kamar mandi sekolah juga perlu mendapatkan perhatian. Sebab, dengan siswa mencapai 483, sekolah hanya memiliki dua unit kamar mandi dan kondisi yang kurang layak.
"Toilet juga tidak memadai dan tidak layak. Karena seharusnya minimal lima sampai sepuluh kamar mandi, kalau sekarang ini kan hanya dua," pungkasnya.
Editor : Mohamad Hidayat