CILEGON, iNewsCilegon.id - Wali Kota Cilegon Helldy Agustian mengatakan perempuan maupun anak perempuan paling sering menjadi korban tindak kekerasan dibanding laki-laki.
Hal tersebut diungkapkan Helldy saat menghadiri talkshow bertema "Kekerasan Ekonomi dan Penelantaran Pada Perempuan dan Anak">Radio Mandiri FM, Rabu (6/7/2022).
Talkshow juga dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Cilegon, Agus Zulkarnain.
“Kita sudah ketahui bersama kalau perempuan dan anak perempuan lebih sering menjadi korban kekerasan dibanding laki-laki, maka dalam tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDG’S) untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak itu menjadi bagian yang penting,” ucap Helldy.
Rumah, lanjut Helldy, seharusnya menjadi tempat yang aman, tapi banyak juga di rumah justru mendapatkan kekerasan perempuan dan anak. Di luar rumah perempuan dan anak sering mendapatkan kekerasan fisik maupun seksual, termasuk diskriminasi.
“Saya harap jika ada korban ataupun masyarakat sekitar yang mengetahui adanya kasus seperti ini untuk segera melaporkan langsung maupun melalui call centre di 112," pinta Helldy.
Helldy menambahkan talkshow ini juga menjadi dorongan untuk korban agar tidak takut untuk melaporkan kekerasan yang dialami.
"Sehingga kasusnya dapat segera ditangani, sehingga dampaknya pun dapat meminimalisir kasus kekerasan bahkan sampai menuju zero kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Cilegon," katanya.
Di kesempatan yang sama Agus Zulkarnain mengatakan kekerasan terhadap perempuan dapat dilihat dari berbagai aspek. “Secara umum dampak kekerasan terhadap perempuan bisa dilihat dari berbagai aspek seperti kesehatan mental, perilaku, fisik, ekonomi, dan sosial, mungkin juga dapat mengalami berbagai gangguan mental seperti depresi,” ujarnya.
Sedangkan jenis kekerasan terhadap anak antara lain adalah seksual dan psikis. Kekerasan seksual terhadap anak mencakup beberapa hal seperti menyentuh anak yang bermodus seksual, memaksa hubungan seksual, memaksa anak untuk melakukan tindakan secara seksual, memperlihatkan bagian tubuh untuk dipertontonkan, prostitusi dan eksploitasi seksual dan lain lain.
"Lalu kekerasan psikis terjadi ketika seseorang menggunakan ancaman dan menakut-nakuti seorang anak termasuk mengisolasi dari keluarga dan teman. Dan dapat dilakukan melalui perkataan dan perbuatan yang menimbulkan memalukan anak, intimidasi dan lain lain," pungkasnya.
Editor : Mohamad Hidayat
Artikel Terkait