3 Social Experiment Paling Populer di Dunia

Tim iNews
3 "Prank" Terpopuler di Dunia. Foto: Ruangguru

JAKARTA, iNewsCilegon.id - Social experiment atau eksperimen sosial merupakan salah satu jenis penelitian yang biasa dilakukan dalam bidang sosiologi atau psikologi untuk mengetahui bagaimana sekelompok orang bertindak dalam suatu situasi atau bagaimana mereka merespons suatu program atau kebijakan.

Beberapa social experiment juga bisa bersifat informal, mengandung unsur humor, dan dilakukan semata-mata untuk menghibur penontonnya. Seperti social experiment berbentuk prank yang biasa ditemui di televisi atau media sosial.

Nah, ini beberapa social experiment yang berhasil menjadi populer akibat hasil dan signifikansi yang dibawanya:

1. The Bobo Doll Experiment

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Albert Bandura pada tahun 1961 ini untuk melihat apakah suatu perilaku sosial dapat dipelajari hanya dengan melihat orang lain melakukannya.

Disebut The Bobo Doll Experiment karena penelitian ini menggunakan properti Bobo Doll atau boneka badut yang apabila ditinju akan melambung ke atas.

Dalam eksperimen ini, partisipan (anak-anak) dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Eksperimen ini terbagi ke dalam 3 bagian yaitu, modeling, aggression arousal, dan delayed imitation.

Modeling: Anak-anak dalam kelompok pertama melihat orang dewasa memukul Bobo Doll. Sementara anak-anak dalam kelompok kedua melihat orang dewasa melakukan aktivitas non-agresif, seperti bermain balok, mewarnai, dan sebagainya.

Aggression Arousal: Anak-anak dari kedua kelompok memasuki sebuah ruangan yang penuh dengan mainan. Ketika mereka sedang asyik bermain, mainan-mainan itu pun diambil dari genggaman mereka. Alhasil, anak-anak merasa kesal dan frustasi.

Delayed Imitation: Kedua kelompok anak memasuki sebuah ruangan dengan Bobo Doll di dalamnya. Bandura ingin melihat apakah terdapat perbedaan pada bagaimana anak-anak dalam kelompok pertama menyikapi rasa kesalnya dengan anak-anak dalam kelompok kedua. 

Studi ini menunjukkan bahwa anak-anak yang melihat orang dewasa memukul Bobo Doll cenderung mengekspresikan rasa kesal mereka dengan cara yang sama. Sementara anak-anak yang melihat orang dewasa melakukan aktivitas non-agresif cenderung memilih untuk menjauh dari Bobo Doll dan menyikapi rasa kesal mereka tanpa bersikap agresif.

Editor : Novita Sari

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network