Dirikan Bank Sampah Berkah Bhayangkara, Aipda Eko Yulianto Tak Sangka Terapkan Polri Presisi

Mahfud
Lewat pengelolaan sampah, Aipda Eko Yulianto menjadi dekat dengan masyarakat. Jargon Polri Presisi pun ia bisa jalankan. Foto: Mahfud/iNews Cilegon

SERANG KOTA, iNewsCilegon.id – Berawal dari keprihatinan masalah sampah yang sulit diatasi di lingkungannya, Aipda Eko Yulianto mendirikan Bank Sampah Berkah Bhayangkara sejak Januari 2022. Polisi dari Polresta Serang Kota Polda Banten ini terjun langsung mengelola sampah.

Tak disangka berkat mengelola sampah, ia bisa menerapkan jargon Polri Presisi. Lewat mengelola sampah, ia menjadi dekat dengan masyarakat. Jargon Polri Presisi pun ia bisa jalankan.

“Kehadiran kita di tengah masyarakat secara langsung ternyata banyak manfaat. Kita sering menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas secara langsung. Dalam suasana informal, pesan-pesan kita justru mengena,” kata Eko Yulianto.

iNews Cilegon menemui Aipda Eko Yulianto Jumat pagi (14/10/2022 di rumahnya Kampung Kramatwatu, Kabupaten Serang. Ia baru bertugas malam hari di Polsek Waringinkurung tempatnya bertugas sehari-hari.

Setelah sukses mengelola sampah anorganik, Aipda Eko Yulianto kini merambah pengelolaan sampah organik. Ia menjalin kerja sama dengan Papeling (Paguyuban Pecinta Lingkungan) Kabupaten Serang mengurai sampah organik dengan menggunakan Maggot BSF.

Mengatasi problem masyarakat yang sulit teratasi

Kepedulian Aipda Eko Yulianto pada pengelolaan sampah karena ia melihat problem sampah sulit teratasi. Di Kabupaten Serang sendiri belum ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah.

Sampah selama ini dikirim ke TPA Cilowong Kota Serang. Namun TPA Cilowong kemudian mendapat penolakan warga sekitar.

Melihat masalah tersebut, Aipda Eko tahun 2021 belajar pengelolaan sampah organik ke Asosiasi Bank Sampah Indonesia dan Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia.

Dari ilmu yang didapat, Aipda Eko lalu mendirikan Bank Sampah pada Januari 2022. Namanya Bank Sampah Berkah Bhayangkara.

Polisi bertubuh langsing dan kepala plontos

Aipda Eko Yulianto, 38 tahun, adalah sosok polisi sederhana. Tubuhnya langsing. Dan demi alasan kepraktisan, ia lebih memilih mencukur habis rambut di kepalanya. Ia tampil plontos dalam keseharian.

Saat ditemui, Aipda Eko Yulianto masih mengenakan seragam harian polisi. Tanda satu perak bergelombang ada di kerah bajunya. Tanda ini berarti ia berpangkat Aipda (Ajun Inspektur Dua) yang merupakan seorang bintara tinggi Polri.

Sedangkan di dadanya tertulis namanya E Yulianto.

Polisi relijius ini juga sudah menyandang gelar haji. Warga sekitar memanggilnya Pak Haji Eko.

“Dulu saya haji umur 30 tahun untuk mendampingi ibu saya,” kata Aipda H Eko Yulianto saat ditanya iNews Cilegon mengenai panggilan haji dari masyarakat.

Secara administratif Desa Kramatwatu masuk Kabupaten Serang, tetapi secara wilayah hukum masuk Polresta Serang Kota.

Masih dengan seragam polisi yang dikenakannya usai bertugas, Aipda Eko saat didatangi iNews Cilegon tengah menimbang 3 kantong kresek sampah anorganik yang dibawa Sutikno dan istrinya, nasabah Bank Sampah Berkah Bhayangkara.

Sampah anorganik ditimbang berdasarkan jenis yakni plastik,  kardus, kertas, besi dan lainnya.

Setelah ditimbang, Aipda Eko menuliskan ke dalam buku induk. Data dicatat ulang ke buku tabungan. Dalam buku tabungan terdapat kolom nomor, tanggal, jumlah tabungan masuk dan keluar, saldo, paraf dan keterangan.

Dari catatan di buku tabungan, Sutikno sudah menyetor sampah sebanyak 6 kali. Total saldonya adalah Rp456 ribu.

“Ternyata lumayan juga, tak menyangka sampah bisa jadi duit,” kata Sutikno sambil tersenyum.

Tak lama kemudian datang Ketua RT 01 RW 02 Al Muksin  dengan sepeda motor matik. Di bagian bagasi tengah, ia membawa 2 kantong berisi sampah anorganik.

Pak RT termasuk salah satu nasabah Bank Sampah Berkah Bhayangkara. Semenjak 9 bulan berdiri,  50 persen warga RT 01 Rw 02 sudah menjadi nasabah.

Selain di lingkup RT 01 RW 02, Bank Sampah Berkah Bhayangkara memiliki banyak nasabah di luar RT mereka.

Sampah tak hanya dari Kabupaten Serang. Sejumlah titik di Kota Serang dan Kota Cilegon juga mempercayakan pengelolaan sampah pada Bank Sampah Berkah Bhayangkara yang dikelola Aipda Eko Yulianto.

Untuk sampah dalam bentuk dokumen, sampah dihancurkan menggunakan mesin pencacah dokumen.

Kapasitas per bulan 3-7 ton

Dengan jumlah nasabah yang cukup banyak, Aipda Eko mengungkapkan tiap bulan mereka mengumpulkan 3-7 ton sampah anorganik.

Perputaran dana setiap bulan berkisar Rp15-25 juta. “Jumlah sampah bervariasi, untuk bulan September 2022 sebanyak 7 ton,” kata Aipda Eko.

Aipda Eko mengungkapkan mereka mendapat margin keuntungan10-20 persen. Margin tersebut digunakan untuk mengembangkan Bank Sampah Berkah Bhayangkara.


Mengambil Sampah dari Bank Sampah Lain

Di Kabupaten Serang, ada sekitar 20 bank sampah, Namun sebagian mati suri. Penyebabnya mereka kesulitan menjual tumpukan sampah pada harga yang diinginkan.

Itu terjadi karena mereka selama ini hanya menjual sampahnya ke pengepul. Harga jual pun cukup rendah.

Bank Sampah Berkah Bhayangkara berbeda dengan bank sampah pada umumnya. Mereka menjual sampah langsung ke industri pengolah sampah sehingga harganya cukup tinggi.

Sebagai dampaknya, Bank Sampah Berkah Bhayangkara pun mampu membeli sampah warga dengan harga yang cukup tinggi termasuk juga sampah dari bank-bank sampah lainnya.

“Ini yang membuat Bank Sampah Berkah Bhayangkari bisa bertahan dan berkembang,” jelas Aipda Eko.

Didukung Karang Taruna

Dalam pengelolaan, Bank Sampah Berkah Bhayangkara didukung Karangtaruna setempat. Edukasi pengelolaan sampah bisa terus berkembang dengan lebih cepat.

M Ilham Syah, Ketua Karang Taruna, Desa Kramatwatu menyatakan kehadiran Bank Sampah Berkah Bhayangkari pimpinan Aipda Eko sangat positif.

Masyarakat kini tahu bahwa sampah memiliki harga dan suatu saat bisa dipanen. “Kalau dikumpulkan saldo dalam setahun cukup banyak juga,” kata Ilham Syah.

Secara pribadi, M Ilham Syah menilai hadirnya polisi dalam pengelolaan sampah sangat luar biasa.

“Pak Haji Eko adalah teladan bagi kami. Ia polisi tapi masih mau mengelola sampah,” terang M Ilham.

Lomba Kampung Bersih dan Aman

Apresiasi tinggi pada kiprah Bank Sampah Berkah Bhayangkari juga disampaikan Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Kramat Watu Mamak Abror.

Ia mengaku sangat bangga dengan Aipda Eko Yulianto dengan Bank Sampah Berkah Bhayangkara.

Menerutnya berkat keberadaan Bank Sampah Berkah Bayangkari sampah yang tadinya adalah permasalahan masyarakat, kini justru punya manfaat.

“Ibu-ibu dan pemuda berpikir ada potensi uang. Akhirnya sampah terkelola dengan baik,” katanya.

Teredukasinya masyarakat soal sampah, membuat Kecamatan Kramatwatu lebih mudah mengadakan Lomba Kampung Bersih dan Aman.

Dengan lomba ini, kebersihan dan keamanan di Kramatwatu semakin membaik. “Apresiasi tinggi untuk Pak Eko Yulianto. Kehadiran polisi seperti beliau sungguh bermanfaat bagi Kecamatan Kramatwatu," tambah Sekcam Mamak Abror.

Merambah Pengelolaan Sampah Organik

Setelah sukses mengelola sampah anorganik, Aipda Eko Yulianto juga mulai merambah pengelolaan sampah organik.

Untuk pengelolaan sampah organik, ia menggandeng  Dudi Apriliadi, Founder Penggiat Pecinta Lingkungan Provinsi Banten. Sampah organik diolah menggunkan Maggot BSF.

Dudi Apliadi mengungkapkan dengan menggunakan Maggot BSF sampah organik akan memiliki manfat besar. Maggot BSF bisa digunakan untuk pakan ternak berprotein tinggi. Sedangkan kotoran Maggot BSF bisa menjadi pupuk pertanian.

“Pengelolaan sampah organik dengan Maggot BSF akan memperkuat ketahanan pangan nasional,” kata Dudi.

Dudi menilai Aipda Eko sebagai sosok manusia sederhana tetapi memiliki pikiran mewah. “Ia polisi teladan di Serang, sangat bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Dudi Apriliadi.

Editor : M Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network