CILEGON, iNewsCilegon.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengabarkan sedikitnya ribuan jiwa terpaksa mengungsi, seiring terjadinya erupsi Semeru, yang disertai awan panas guguran (APG), Minggu (4/12/2022).
Hal ini menjadi bencana alam terbaru yang terjadi di Indonesia, setelah sebelumnya juga terjadi gempa di Cianjur, Garut, juga yang terbaru di Tasikmalaya.
Terkait dengan terjadinya serangkaian bencana alam tersebut, Badan Mereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta semua pihak, terutama kalangan media, untuk waspada terhadap informasi hoaks, sehingga tidak menambah kepanikan bagi warga terdampak.
"Teman-teman media, bantulah kami menenangkan saudara kita yang sedang berduka dan takut. Cermati sumber yang benar, kasihan saudara kita di pesisir," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, kepada media, Minggu (4/12/2022).
Salah satu hoaks yang jadi sorotan Daryono, adalah terkait potensi tsunami seiring terjadinya erupsi Gunung Semeru. Semula, informasi terkait potensi tersebut didasarkan pada analisa yang dilakukan oleh BMKG Jepang.
Namun, dalam perkembangannya, lembaga penyiaran Jepang, NHK, menyampaikan update informasi bahwa "Letusan berskala besar di Indonesia tidak ada dampak tsunami di Jepang."
Tak hanya itu, dalam pantauan media, di masyarakat juga tengah beredar informasi palsu tentang erupsi Gunung Merapi, yang disebut terjadi bersamaan dengan erupsi di Gunung Semeru.
Dalam unggahannya, informasi tersebut menampilkan video erupsi gunungapi, yang rupanya merupakan video lama. Dana rupanya terkonfirmasi bahwa saat ini memang terjadi erupsi di Gunung Merapi, namun tidak sebesar yang ada di video.
Karenanya, untuk menjaga ketenangan masyarakat, baik BMKG, BNPB dan berbagai lembaga lainnya, menyatakan harapannya agar seluruh pihak terkait dapat turut menjaga kondusifitas di masyarakat, agar tidak menebar ketakutan di kalangan warga terdampak bencana.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait