Sub Kordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Pinrang Irma Nurna Ningsih membenarkan adanya kejadian itu.
Diam menceritakan, awalnya pada malam hari pasien itu mengeluh sakit perut. Saat itu bidan desa datang ke rumahnya dan mengecek kehamilan.
"Tafsiran persalinannya pada bulan Februari. Pada waktu pemeriksaan itu kondisi janinnya sudah tidak terdengar denyut jantung janinnya," katanya.
Saat itu, kata dia, bidan desa pun menyarankan ibu tersebut untuk dirujuk ke rumah sakit.
"Makanya diputuskan untuk merujuk malam itu, tapi hujan deras dan angin kencang akhirnya besok pagi dirujuk," ujarnya.
Dia mengaku, mobil memang tidak bisa masuk ke daerah itu hingga akhrinya ibu hamil itu ditandu.
"Bayi sudah meninggal di dalam perut, sampai di rumah sakit dioperasi ibunya juga meninggal," pungkasnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait