Capaian Luar Biasa, Total Tertanggung Industri Asuransi Jiwa Indonesia Meningkat 30,4 Persen di 2022

Novi
Ki-ka: Simon Imanto (Ketua Bidang Keuangan, Permodalan, Investasi, dan Pajak AAJI), Budi Tampubolon (Ketua Dewan Pengurus AAJI), dan Fauzi Arfan (Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko, GCG AAJI). Foto: Novi

JAKARTA, iNewsCilegon.id - Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Budi Tampubolon menuturkan, meningkatnya total tertanggung yang terjadi sepanjang tahun 2022 merupakan capaian yang luar biasa di tengah dinamika perekonomian yang belum stabil. 

Sampai dengan 31 Desember 2022, total tertanggung industri asuransi jiwa berjumlah 85,01 juta orang, angka ini meningkat 30,4% jika dibandingkan dengan tahun 2021.

Hasil ini memberikan kepercayaan kepada industri asuransi jiwa bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya perlindungan asuransi jiwa sebagai salah satu perencanaan keuangan masa depan.

“Industri asuransi jiwa saat ini melindungi hampir 29 juta orang tertanggung perorangan dan lebih dari 56 juta orang tertanggung kumpulan. Peningkatan yang konsisten ini merupakan bekal sekaligus tanggung jawab industri untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa industri asuransi jiwa Indonesia adalah industri yang sehat dan mampu mengemban kepercayaan masyarakat,” jelas Budi (7/3).

Terkait dengan pendapatan, sampai dengan akhir Desember 2022 total pendapatan industri asuransi jiwa masih mengalami tekanan. Tercatat secara keseluruhan total pendapatan industri asuransi jiwa sebesar Rp. 223 triliun, menurun 7,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.

“Penurunan pendapatan industri asuransi jiwa sebagian besar dipengaruhi oleh shifting produk dan metode pembayaran premi oleh masyarakat. Secara umum pendapatan premi industri asuransi jiwa tercatat mengalami penurunan termasuk pendapatan premi bisnis baru. Adanya pertumbuhan pada total tertanggung namun masih tertahannya pendapatan premi mengindikasikan bahwa target market industri asuransi jiwa sudah semakin luas dan dapat dikatakan bahwa produk asuransi yang dipasarkan oleh industri asuransi jiwa sudah menyasar kepada kalangan masyarakat middle to low yang ingin memiliki perlindungan asuransi namun dengan nilai premi yang relatif kecil,” tegas Budi.

Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko, GCG AAJI, Fauzi Arfan menyampaikan total klaim dan manfaat yang dibayarkan industri asuransi jiwa sepanjang periode Januari hingga Desember 2022 tercatat sebesar Rp. 174,28 triliun.

“Industri asuransi jiwa merupakan industri yang likuid. Hal ini dibuktikan dengan lebih dari 12 juta nasabah telah menerima haknya dari industri atas manfaat polis asuransi jiwa yang dimilikinya. Berdasarkan jenis klaim yang dibayarkan, klaim kesehatan perorangan menjadi salah satu komponen yang peningkatannya sangat tinggi, dimana secara year on year naik 46,1%. Hal ini menjadi bukti ditengah isu inflasi pada dunia kesehatan industri ini secara konsisten tetap mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dijalankan oleh Pemerintah,” jelas Fauzi.

Berdasarkan data sampai dengan Desember 2022, industri asuransi jiwa membukukan total aset mencapai Rp. 611,22 triliun. Hasil tersebut meningkat sebesar 1,5% jika dibandingkan dengan total aset pada Desember 2021. 87,9% total aset merupakan total investasi yang sampai periode tersebut mencatatkan nilai sebesar Rp. 537,45.

Ketua Bidang Keuangan, Permodalan, Investasi dan Pajak AAJI, Simon Imanto menyatakan total investasi industri asuransi jiwa tercatat meningkat 1,3% jika dibandingkan dengan nilai yang tercatat pada Desember 2021. 

Secara umum penempatan investasi industri asuransi jiwa masih didominasi oleh Saham dengan total penempatan sebesar 29,5% dari total investasi secara keseluruhan atau setara dengan Rp. 158,51 triliun.

“Meskipun masih didominasi oleh investasi pada instrumen saham, namun jika dilihat dari pertumbuhannya, industri asuransi jiwa saat ini lebih fokus pada penempatan investasi jangka panjang seperti pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN). Sampai dengan Desember 2022, total penempatan investasi pada instrumen SBN tercatat sebesar Rp. 143,57 triliun atau berkontribusi 26,7% dari total keseluruhan investasi. Selain itu, terus meningkatnya penempatan investasi pada instrumen SBN merupakan komitmen industri untuk selalu berkontribusi pada perekonomian nasional melalui dukungan dana untuk pembangunan jangka panjang Pemerintah,” tutup Simon.

Editor : Novita Sari

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network