PANDEGLANG, iNewsCilegon.id - Setelah sukses di tahun 2021 dengan 1831 peserta, meningkat tajam di 2022 dengan 3419 desa wisata, kini di 2023, Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dengan semangat kolaborasi dan bersinergi juga meningkat tajam.
Di tahun 2023 ini, peserta menyentuh hingga angka 4573 desa wisata yang ada di seluruh Indonesia. Melebihi dari target 4000 desa wisata yang telah ditetapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.
Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 merupakan salah satu program unggulan penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia yang sedang digalakkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk ketiga kalinya dengan mengangkat tema “Kebangkitan Ekonomi Dari Desa untuk Indonesia Bangkit”.
Program ini diharapkan mampu mewujudkan visi “Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing Global, Berkelanjutan dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat”.
Kali ini, Sabtu (06/05) Direktur Deputi 3 Kemenparekraf, Indra Ni Tua mengunjungi desa wisata Tanjung Lesung, Tanjungjaya, Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Turut hadir pula para Duta Wisata, Bupati, Dinas Pariwisata Provinsi, Dinas Pariwisata Kabupaten, Forkopimda, Camat, Kepala Desa, dan para Ketua Adat.
Dalam sambutannya, Indra Ni Tua mengatakan, "Kobaran semangat ini masih terus kami lanjutkan. Untuk menggaungkan Indonesia lebih mendunia melalui pariwisata dan ekonomi kreatif. Membuka ruang untuk berkarya, memastikan 4,4 juta lapangan kerja tercipta, dan kami masih terus percaya bangkitnya ekonomi dimulai dari desa.”
“Inilah momentum kebangkitan pariwisata, di Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023,” tambahnya.
Desa Wisata Ekraf Tanjung Lesung atau dikenal juga Desa Wisata Tanjungjaya merupakan destinasi wisata edukasi yang terletak di Tanjung Lesung, Kab. Pandeglang, Provinsi Banten. Tepatnya, berada di Desa Tanjungjaya yang dikelilingi oleh pantai juga perbukitan yang asri.
Desa Wisata (Dewi) Ekraf Tanjung Lesung adalah sebuah komunitas desa wisata ekonomi kreatif (Dewikraf) yang terletak di destinasi KEK Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Komunitas ini bergerak secara swadaya dari pemuda/i desa untuk mengembangkan kelompok Ekraf di desa-desa wisata di Kawasan Penyangga (Bufferzone) KEK Tanjung Lesung dengan mengkolaborasikan skema stakeholder Pentahelix untuk mewujudkan pengembangan pariwisata desa yang impactful dan sustainable.
Tanjung Lesung yang menjadi salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), juga mengusung konsep ekonomi kreatif.
Di sini tersedia aneka kerajinan dan wisata edukasi lainnya yang dapat dikunjungi.
Selain itu, saat berkunjung ke sini, traveler dapat memilih aneka paket wisata yang di dalamnya terdapat atraksi alam Bahari (snorkeling, diving), edukasi survivor hutan rimba, transplantasi terumbu karang, seni budaya Sunda-Banten, hingga belajar kerajinan lokal.
Ragam atraksi tersebut membuat daerah ini menjadi tempat wisata yang sangat menarik untuk dieksplor lebih jauh.
Menuju Desa Ekraf Tanjung Lesung dapat diakses lewat jalur darat dari Jakarta, melalui jalan tol Jakarta – Merak dengan total durasi 4 jam 30 menit untuk sampai di surga tersembunyi di ujung pulau Jawa ini.
Pantai Batu Hideung
Selain menikmati wisata di desa wisata yang masih terbilang asri, berkunjung ke sini traveler juga dapat berwisata ke Pantai Batu Hideung. Biaya masuknya murah, hanya sekitar Rp 5 ribu per orang.
Pantai ini memiliki pasir yang halus. Kawasannya yang tersembunyi, pas banget buat healing.
Desa ini memiliki berbagai kerajinan kreatif, diantaranya, kerajinan Batik Cikadu, kerajinan batok kelapa, kerajinan anyaman bambu, dan kerajinan daur ulang kayu jati.
Survival Experience
Bagi rombongan anak sekolah yang ingin berkunjung ke sini, traveler dapat mengambil paket Survival Experience. Dengan biaya sekitar Rp 100 ribu per orang, pengunjung akan diedukasi sekaligus diajak langsung terkait praktik bertahan hidup jika tersesat di hutan atau pulau tak berpenghuni.
Nantinya, traveler diajari cara memanfaatkan peralatan dan makanan yang tersedia di hutan. Tapi tenang saja, praktik ini juga akan didampingi oleh pemandu dan biaya tersebut juga sudah termasuk biaya persewaan alat dan tempat makan.
Bagi traveler yang ingin merasakan pengalaman liburan berbeda, dapat mencoba paket Edukasi Transplantasi Terumbu Karang. Biayanya sekitar Rp 200 ribu. Traveler akan diajak berwisata ekologis sekaligus menanam atau mentransplantasi terumbu karang.
Saat berkunjung ke desa wisata ini, di momen tertentu, traveler juga bisa menikmati suguhan kesenian Pencak Silat Sunda, lho.
Homestay dan Toilet
Pengunjung yang berwisata ke Desa Wisata Tanjungjaya, bisa menemui banyak penginapan di tengah kota Malang dengan berbagai varian harga dan tipe sesuai kebutuhan.
Baik itu hotel, hingga homestay yang dikelola warga dan pokdarwis seperti, Homestay Tanjungjaya, Safa homestay cikadu, Anis homestay cikadu, Fatonah homestay cikadu dengan rate mulai dari 100.000/malam (include breakfast 2 pax).
Fasilitas umum di Desa Wisata ini sudah cukup baik seperti toilet bersih yang dibangun dan dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dan warga.
Berbagai suvenir unggulan, terutama yang menjadi unggulan di desa ekraf ini adalah Batik Cikadu. Ada pula hasil seni dari daur ulang jati dan bambu yang juga menjadi ekraf andalan di desa wisata Tanjungjaya.
Untuk akses digital sangat baik dimana beberapa spot penginapan dan akomodasi lainnya pun sudah menggunakan QRIS/Barcode untuk akses dan pembayaran. Di area sanggar Batik Cikadu pun tersedia QRIS.
Desa Wisata Tanjungjaya memiliki website resmi maupun social media official. Kegiatan pemesanan paket wisata sudah melalui website resmi yang terintegrasi dengan traffic kunjungan dan administrasi publik.
Kelembagaan Desa di Desa Wisata Tanjungjaya sudah cukup baik dan termanajemen dengan baik, bahkan pengelolaan juga sangat transparan serta dapat diakses dengan mudah melalui akun officialnya yang dikelola Pokdarwis Tanjungjaya.
Warga pun turut bersinergi dengan me-manage sanggar Batik Cikadu dan mendaur ulang sampah kayu jati dan bambu menjadi suvenir bernilai tinggi.
"Terkait CHSE, Desa Wisata Tanjungjaya pun senantiasa menjaga kebersihan dan menyediakan sarana prasana terkait, termasuk perihal mitigasi bencana serta kebersihan kampungnya," tutup Indra Ni Tua, Direktur Deputi 3 Kemenparekraf.
Editor : Novita Sari
Artikel Terkait