CILEGON, iNewsCilegon.id -Vaksin HPV merupakan jenis vaksin yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi virus HPV (human papillomavirus). Di mana virus HPV ini menjadi penyebab dari penyakit kutil kelamin dan kanker pada organ genital, seperti kanker serviks serta kanker penis.
Kabar baiknya, Vaksin HPV akan diberikan secara GRATIS di seluruh wilayah Indonesia. Mulai tahun ini, anak-anak perempuan kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar (SD) di seluruh Indonesia berhak mendapatkan vaksin HPV gratis dari pemerintah.
Vaksin tersebut diberikan untuk mencegah penyakit kanker serviks atau kanker leher rahim pada kaum perempuan. Pemberian vaksin ini akan dilaksanakan secara merata di 34 provinsi di Indonesia.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengumumkan, mulai tahun ini perempuan di kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar (SD) di seluruh Indonesia berhak mendapatkan vaksin HPV gratis.
“Tahun ini akan diberikan secara merata di 34 Provinsi di Indonesia,” terang penjelasan Kemenkes melalui keterangan resminya, dikutip iNewsCilegon pada Rabu (25/5/2023).
Selain vaksinasi, Kementerian Kesehatan juga tengah menggencarkan pemeriksaan kanker serviks memakai metode HPV DNA Test. Saat ini tes tersebut baru bisa dilakukan di lima kota di DKI Jakarta diantaranya Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.
“Hal ini kita dilakukan karena kedepannya akan ada tambahan program pengembangan metode Genome Sequencing di 38 Laboratorium Kesehatan Masyarakat di Indonesia,” lanjut pernyataan tesebut.
Walaupun belum tersedia merata di seluruh wilayah Tanah Air, warga yang hendak memeriksakan diri terkait risiko kanker juga bisa mengikuti program skrining gratis. Program ini bisa diakses di semua puskesmas, ada 14 jenis penyakit termasuk kanker.
"Wujud implementasi transformasi layanan primer yakni melalui BPJS yang saat ini tengah mengalokasikan 9 Triliun untuk pembiayaan layanan skrining yang di dalamnya termasuk untuk kanker," kata Menkes.
Diketahui bahwa vaksin HPV ini memang gratis hanya untuk anak-anak usia SD, sedangkan orang dewasa tetap harus membayarnya.
"Pencegahan dini untuk anak sekolah sebelum beranjak dewasa, nice semoga merata. Tapi untuk yang dewasa tidak gratis tetap bayar tiga dosis," ujar warganet lainnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait