CILEGON, iNews.id – Helldy Agustian, Wali Kota Cilegon rupanya memiliki perhatian tinggi terhadap budaya lokal Cilegon. Ia tahun 2014 mendirikan Sanggar Batik Krakatoa dan kini sudah menciptakan 64 motif batik cap dan batik tulis.
Kisah Helldy Agustian mendirikan Batik Krakatoa diceritakan Novilastiati, yang kini menjadi pengelola rumah batik tersebut.
Menurut wanita berumur 55 tahun tersebut, pada tahun 2014, Helldy prihatin Cilegon tidak memiliki batik sendiri. Pada saat itu batik mulai berkembang menjadi kebanggaan nasional.
“Pak Helldy waktu itu prihatin dan bilang mosok orang Cilegon tidak bisa membatik,” tutur Novilastiati.
Atas keprihatinan tersebut, Novilastiati mengisahkan Helldy mendatangkan ahli batik ke Cilegon. Sebanyak 50 pemudi-pemuda Cilegon dilatih membatik selama tiga bulan. Para pemudi dilatih teknik batik tulis menggunakan canting tradisional. Sedangkan pemudanya dilatih skill teknik batik cap.
Helldy yang kala itu belum menjabat Walkot Cilegon lalu mendirikan Sanggar Batik Krakatoa. Para pemudi-pemuda yang sudah dilatih, ditampung untuk memproduksi batik tulis dan cap.
Pada titik inilah, upaya Helldy untuk mengabadikan seni budaya Cilegon mulai terwujud. Berbagai motif diciptakan mengambil tema dari akar budaya Cilegon seperti Debus, Rampak Bedug, Gunung Krakatau, Wong Ngaji, Masjid Agung Cilegon, Mariam Ki Amuk, Panen Pari, Kuntul, Sate Bebek dan lain-lain.
Kini total sudah 64 motik batik diciptakan Sanggar Batik Krakatoa.
“Dari motif-motif ini yang paling dicari pembeli adalah motif Debus dan Gunung Krakatau,” kata Novi.
Pembelinya pun sudah meningkat sehingga produksi Sanggar Batik Krakatoa tiap hari bergulir. Mereka berasal dari berbagai institusi, bukan hanya dari Cilegon, tetapi juga dari Banten dan daerah lain.
Untuk produksi batik sendiri, para perajin datang ke sanggar tiap hari. “Kini perajinnya yang tetap ada 14 orang, semuanya orang Cilegon,” tambah Novilastiati.
Novi mengungkapkan semula pemuda-pemudi Cilegon yang difasilitasi Helldy untuk berlatih batik sebanyak 100 orang. Namun sebagaian besar tidak aktif karena sudah berkeluarga dan memiliki aktifitas lain.
“Tahun 2014 mereka masih remaja, kini sudah menikah dan punya aktifitas lain,” tutur Novi.
Dengan jumlah perajin batik 14 orang, Sanggar Batik Krakatoa secara rutin memproduksi batik versi Cilegon. Di tempat ini, semua produksi batik dilakukan mulai dari pemilahan bahan, mengukir bahan dengan cairan batik, mencuci dan menjemur kain batik hingga toko untuk memajang batik tersedia.
Lokasi Sanggar Batik Krakatoa kini dinamai Gedung Cilegon Creative Center. Dengan ruang parkir yang luas, pengunjung bisa datang untuk melihat proses pembuatan batik hingga membeli batik dengan motif aneka budaya Cilegon.
Upaya Helldy Agustian untuk mengabadikan budaya Cilegon terwujud. Batik produksi Sanggar Batik Krakatoa kini menjadi kebanggaan warga Cilegon. Budaya Cilegon yang tercetak lewat motif batik yang bisa dinikmati dengan mudah busana batik yang dikenakan masyarakat.
Editor : Usep Sholehudin
Artikel Terkait