Sementara itu, generasi kedua diproduksi mulai tahun 1983 hingga 1985 dan sudah menggunakan sistem pengapian CDI.
Selain perbedaan pada sistem pengapian, desainnya juga memiliki sedikit perbedaan. Binter Merzy generasi awal memiliki bentuk yang lebih bulat, sementara generasi kedua memiliki desain yang lebih kotak.
Perbedaan ini memberikan sentuhan unik pada masing-masing generasi Binter Merzy. Meskipun tetap mempertahankan esensi dan karakteristik yang membuatnya menjadi ikonik, perubahan desain dan pengapian memberikan variasi bagi para penggemar dan kolektor sepeda motor klasik.
Binter Merzy mengusung jantung 198cc, silinder tunggal, 4-Tak, SOHC 2-katup. Rincian bore x stroke yaitu 66 x 58 mm dengan rasio kompresi 9,0:1. Motor mampu menghasilkan 18 tk pada 8.000 rpm dan torsi 16,5 Nm pada 7.000 rpm.
Tak heran dengan ukuran mesin tersebut Binter Merzy tidak hanya menjadi koleksi motor yang berharga, tetapi juga sering dijadikan sebagai basis untuk motor kustom.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait