FDI, lanjut Martha, meroket setelah adanya larangan ekspor nikel. Untuk produktivitas masyarakat, dia mengatakan faktor yang memengaruhi adalah lebih sedikitnya hari libur yang dapat meningkatkan produktivitas minimal sebesar 10%.
Di sisi komoditas, harga soft commodities (salah satunya CPO) diprediksi akan naik jika El Nino (kemarau) datang lebih awal daripada prediksi.
Untuk IHSG, dia mengatakan valuasi IHSG masih berada pada 13,6x dari nilai rasio harga saham per laba berdasarkan prediksi setahun penuh 2023 (23F P/E ratio).
Angka itu masih lebih murah dibanding indeks saham utama negeri tetangga seperti FTSE Bursa Malaysia dan SET Thailand yaitu 13,4x dan 16,3x.
“Terkait dengan optimisme tersebut, Mirae Asset memilih delapan saham yang menjadi pilihan utama yaitu AKRA, ASII, CPIN, ERAA, EXCL, MPMX, PRDA, dan TLKM,” ujar Martha.
Di tengah optimisme terhadap pasar keuangan dan ekonomi tersebut, Ivonne Kaharu, Head of Corporate Secretary Mirae Asset, mengajak publik untuk saling berbagi sebagai bagian dari usaha perseroan dalam aksi corporate social responsibility (CSR).
Dalam kesempatan ini, Mirae Asset meluncurkan program bernama Goodify, sekaligus meluncurkan platform website dengan nama yang sama di alamat goodify.miraeasset.co.id/.
“Dengan program ini, kami mengajak publik untuk saling berbagi dengan cara menyumbangkan barang bekas pakai yang layak untuk dapat dijual kembali dan hasilnya akan dimanfaatkan untuk kegiatan CSR. Selain Goodify, Mirae Asset juga memiliki program CSR bernama Odd Lot, yang dapat menerima sumbangan saham tidak genap satu lot (di bawah 100 unit),” pungkas Ivonne.
Editor : Novita Sari
Artikel Terkait