CILEGON, iNews.id -Margiono, Mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat wafat hari ini, Selasa (1/2/2022). Ia wafat pada usia 62 tahun.
Innalillahi wa innailaihi rojiun.
Berita wafatnya mantan Ketua PWI Pusat dua periode 2008-2013 dan 2013-2018 beredar di grup Whatsapp. Pria kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, 31 Desember 1960 wafat hari ini, Selasa (1/2/2022) pukul 09.02 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Modular Jakarta.
Jabat Ketua PWI Dua Kali
Margiono menjadi Ketua PWI Pusat menggantikan Tarman Azzam dalam Kongres ke-22 PWI di Aceh tahun 2008. Ia pun resmi menjabat Ketua PWI Pusat periode 2008-2013.
Terpilihnya Margiono pada saat itu cukup mengejutkan. Sebelumnya kandidat kuat adalah Parni Hadi, Wina Armada, Dhimam Abror, dan Kamsul Hasan (Ketua PWI DKI Jakarta).
Nama Ketua Bidang Daerah PWI Pusat tersebut baru muncul pada hari kedua kongres. Kemunculannya langsung menyedot perhatian peserta. Dia dianggap mewakili tokoh muda PWI.
Setelah terpilih, Margiono menyampaikan pidato yang cukup terkenal. Ia memberi judul pidatonya Five Giants of PWI atau Lima Raksasa di Tubuh PWI.
Raksasa yang dimaksud adalah PWI besar, jauh, tinggi, kuat, dan new brand. Maksudnya adalah besar ketokohannya, besar jaringannya, besar organisasinya, tinggi pencapaian dan cita-citanya, serta harus hadir dengan brand baru.
Usai periode pertama, Margono terpilih lagi untuk kedua kalinya. Pemilihan berlangsung di Kongres PWI ke-23 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 19 September 2013. Margiono menjadi Ketua PWI periode 2013-2018.
Karir Wartawan
Margiono bisa dicatat sebagai salah satu wartawan yang ikut menggelindingkan reformasi. Itu dilakukannya di Majalah D&R dengan cover story tentang Pak Harto. Covernya: gambar Presiden Soeharto berpakaian raja dalam kartu King.
Departemen Penerangan kemudian mencabut SIUPP majalah tersebut. Tamatlah riwayat D&R.
Namun Margiono justru makin berkibar. Ia lalu menjadi Dirut Harian Rakyat Merdeka Group.
Gaya Margiono betul-betul mewarnai Rakyat Merdeka. Salah satu headline RM yang terkenal kala itu adalah: "Mulut Megawati Bau Solar". Headline ini menyindir kenaikan harga BBM.
Tajamnya tulisan di RM membuat mereka kerap berurusan di meja hukum. Pengalaman panjangnya membuat RM mampu bertahan hingga saat ini.
Margiono mengakhiri karir sebagai wartawan pada 2018 seiring langkahnya mencalonkan diri menjadi Bupati Tulungagung pada 2018.
Selamat jalan Pak Margiono.
Editor : Usep Solehudin
Artikel Terkait