Kementan Bantu Pompanisasi Sawah Tadah Hujan di Banten

Mada Mahfud
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Ali Jamil meninjau lahan tadah hujan di di Desa Mekar Sari, Anyer, Serang. Foto: Ist

SERANG, iNews Cilegon.id - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Ali Jamil meninjau lahan tadah hujan di di Desa Mekar Sari, Anyer, Serang. Ali Jamil ditemani ketua Kelompok Tani Karya Tani, Tubagus Barhul Ilmi untuk melihat lahan tadah hujan seluas 100 hektare.

"Tinjauan ini untuk melihat secara langsung kebutuhan prasarana pompa yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di lahan tadah hujan di sini," ujar Ali Jamil

Ali Jamil menjelaskan, dari total lahan 100 ha, saat ini hanya 50 ha yang dapat dikelola. Sisanya 50 ha tidak dapat ditanami lagi karena bendungan Kidemang jebol saat banjir 2016 silam yang menyebabkan tidak berfungsi lagi.

"Lahan sawah yang sudah 7 tahun lebih tidak digarap ini harus diintervensi dengan jaminan air melalui program pompanisasi yang digagas oleh Bapak Presiden," kata Ali Jamil.

Dia menjelaskan, program pompanisasi ini dirancang untuk meningkatkan indeks pertanaman, termasuk untuk sawah tadah hujan. Dari catatan secara nasional, 7,5 juta hektar sawah di Indonesia, ada 36 persen merupakan sawah tadah hujan.

"Artinya ada 2,7 juta sawah tadah hujan. Nah, dari total secara nasional itu kita intervensi berapa yang memiliki sumber air dan dapat diairi menggunakan pompanisasi. Jadi kita bergerak di lahan tadah hujan," jelasnya.

Dalam kunjungannya tersebut, Dinas Pertanian Serang dan Dinas Pertanian Banten mengusulkan kepada Kementerian Pertanian berupa bantuan dua unit irigasi perpomponen dengan rincian pompa 6 inch, rumah pompa, dan pipa distribusi air.

Bantuan traktor jenis roda dua dan empat juga diharapkan untuk memaksimalkan lahan yang tidak digarap sejak 2016 di Anyer ini. Bantuan tersebut diharapkan bisa membantu lahan kurang lebih 100 ha di sini dapat menanam dua kali dalam satu tahun.

"Kita akan evaluasi usulan tersebut dan harus meningkatkan indeks pertanaman sawah tadah hujan. Kalau (yang ada irigasi) kita tidak kasih pompa saat ini. Kita fokus ke yang tadah hujan sebelum bulan 10," kata Ali Jamil.

Lebih lanjut Ali Jamil mengatakan, targetnya pada tahun 2024 pada bulan Oktober khusus lahan tani tadah hujan akan dimaksimalkan mencapai satu juta hektare. Dia mengatakan, dengan pemberian bantuan pompa air lahan tadah hujan tersebut dapat meningkatkan indeks penanaman.

"Target Pak Menteri 1 juta hektare 500 ribu khusus di pulau jawa ini termasuk Banten. Dengan adanya peningkatan produktivitas pertanaman juga akan terjadi peningkatan penghasilan pendapatan masyarakat," ungkap Ali Jamil.

Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggalakkan program bantuan pompanisasi, khususnya di lahan persawahan tadah hujan. Program ini dirancang untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) yang selama ini berpotensi besar.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya melakukan percepatan tanam di sejumlah wilayah melalui pompanisasi. Amran optimis program pompanisasi bisa memacu aktivitas tanam di musim kedua tahun ini agar berjalan lebih cepat dan maksimal.

Program pompanisasi ini dikonsentrasikan untuk lahan sawah yang IP satu namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun. Artinya, lahan-lahan sawah tersebut hanya mampu tanam satu kali dalam setahun. Program ini diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman yang tadinya hanya satu menjadi dua atau lebih dalam setahun.

"Lahan yang IP satu, jika ditingkatkan menjadi dua atau tiga berarti akan bisa menjadi dua kali lipat bahkan tiga. Hal itu bisa menjadi potensi besar, dan kami siapkan pompa, inilah solusi cepat untuk menangani pangan," kata Amran dalam keterangannya, Sabtu (30/3/2024).

Tidak hanya Pulau Jawa, Mentan Amran mengatakan program ini akan diperluas hingga wilayah lain di luar Pulau Jawa, agar upaya peningkatan produksi padi berjalan secara masif. Pasalnya, pompanisasi dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan. Petani akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah dan tanam.

“Kami rancang, Pulau Jawa minimal 500.000 hektar, itu minimal. Jadi kami fokus Jawa, karena Jawa rentang kendalinya dekat. 70 persen produksi juga di Jawa, sehingga langsung kami sentuh Jawa dulu, kemudian luar Jawa juga kami target 500.000 hektar,” ungkap Mentan Amran.

Editor : M Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network