BATAM, iNews.id - Masyarakat Pulau Rempang tetap menolak relokasi terkait Proyek Strategis Nasional Rempang Ecocity. Penolakan disuarakan masyarakat Pulau Rempang lewat peringatan tragedi 7 September saat terjadi bentrokan antara warga dengan aparat.
Peristiwa bentrokan berlangsung pada 7 September 2023. Peristiwa yang menggegerkan secara nasional tersebut ditandai aparat yang menyemprotkan gas air mata pada warga termasuk para Wanita yang menentang rekolakasi.
Peringatan setahun tragedi rempang dimulai dari masyarakat Rempang yang menggelar pawai. Iring-iringan kendaraan dilakukan mulai dari Simpang Dapur Enam, sampai ke Tanjungkertang.
Acara dilanjutkan dengan tabur bunga untuk mengenang tragedi setahun lalu.
“Kami mengingat setahun yang lalu, sakitnya hati kami atas perlakuan aparat,” kata Miswadi, warga Pulau Rempang.
“Kami akan terus berjuang,” tegas Miswadi.
Usai tabur bunga, warga menuju lapangan Sepakbola Kampung Sembulang. Mereka menggelar Salat Hajat dan mengirimkan doa agar diberi kekuatan menjaga eksistensi kampung-kampung di pulau Rempang.
Siti Hawa, Wanita berumur 71 tahun menyerukan warga untuk tetap kompak menolak relokasi demi menyelematkan kampung-kampung di Pulau Rempang.
“Nenek terus berjuang," katanya.
Gerisman Ahmad (64) salah satu tokoh masyarakat Rempang mengingatkan agar masyarakat tidak tergoda oleh hal-hal yang akan mengganggu gerak warga dalam menjaga kampung.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait