get app
inews
Aa Read Next : Terlihat Menggemaskan Jika Gemuk, Ternyata Inilah Faktor Pertanda Anak Obesitas

Cegah Obesitas dengan Kurangi Gula Garam Lemak, Ini Takarannya Dalam Sehari

Sabtu, 04 Maret 2023 | 12:45 WIB
header img
Ki-ka: Meirza Hartoto (penyintas obesitas), Susana, dr. Marya Haryono, dan MC. Foto: Novi

JAKARTA, iNewsCilegon.id - Jumlah penderita obesitas pada anak-anak di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Bahkan dalam sepuluh tahun terakhir ini, peningkatannya sudah dua kali lipat.

"Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, 1 dari 5 anak berusia 5-12 tahun, dan 1 dari 7 remaja berusia 13-18 tahun di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas memiliki konsekuensi berat pada anak karena memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik,” kata Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI.

Sindrom metabolik merupakan gabungan gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan dan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner, serangan jantung, diabetes tipe 2, dan stroke.

Melihat fenomena tersebut dan dalam rangka Hari Obesitas Sedunia (4 Maret), Nutrifood (produsen makanan dan minuman kesehatan) bersama Kementerian Kesehatan dan Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) RI melakukan edukasi dan mengajak masyarakat untuk segera memutus rantai obesitas ini sejak dini. 

Kegiatan edukasi ini merupakan bagian dari kampanye Nutrifood bersama Kemenkes dan Badan POM RI terkait pentingnya membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak (#BatasiGGL) serta cermat membaca label gizi kemasan yang telah dimulai pada 2013.

"Seseorang didiagnosis mengalami sindrom metabolik bila memiliki tiga atau lebih kondisi seperti kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, gula darah (glukosa) tinggi, rendahnya kadar kolesterol HDL (baik) dalam darah, tingginya kadar trigliserida dalam darah, dan tekanan darah tinggi. Berbagai kondisi tersebut seringkali dialami oleh orang obesitas,” papar dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEM, Dokter Spesialis Gizi Klinis.

dr. Marya menguraikan, “Mengonsumsi makanan sesuai anjuran dari Kemenkes RI yaitu jumlah sayur sebesar 2 kali lipat jumlah sumber karbohidrat dan protein, serta memerhatikan label kemasan sebelum membeli guna membatasi asupan gula, garam, lemak yang ada di makanan dan minuman perlu dibiasakan sedini mungkin untuk mencegah obesitas. Jangan lupa untuk memilih makanan dan minuman yang tinggi protein karena bisa menjadi sumber energi bagi tubuh anak dan remaja yang memiliki banyak aktivitas.”

Sebagai upaya untuk mengetahui asupan gula, garam, dan lemak dari pangan olahan kemasan, masyarakat diajak untuk lebih cermat dalam membaca label gizi kemasan pangan olahan yang dikonsumsi.

Masyarakat harus selalu memerhatikan empat informasi nilai gizi dalam label kemasan, yaitu jumlah sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi (lemak, lemak jenuh, protein, karbohidrat (termasuk gula)) dan persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi) per sajian.

Meliza Suhartatik, STP, MKM, Pengawas Farmasi Makanan Ahli Muda mengatakan, “Sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI, idealnya dalam sehari masyarakat dapat mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram (setara 4 sendok makan), garam tidak lebih dari 5 gram (setara 1 sendok teh), dan lemak tidak lebih dari 67 gram (setara 5 sendok makan). Dengan selalu cermat membaca label kemasan dan menjadikannya sebagai kebiasaan, maka masyarakat akan lebih cerdas untuk memilah zat gizi apa yang harus dipenuhi dan yang harus dibatasi agar terhindar dari berbagai penyakit, salah satunya obesitas.”

“Dalam rangka upaya promotif dan preventif dalam penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM), Badan POM juga melakukan kampanye agar konsumen memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan gizinya. Salah satu cara untuk memudahkan masyarakat memilih pangan yang lebih sehat adalah dengan mencantumkan keterangan Logo “Pilihan Lebih Sehat” pada pangan olahan yang memenuhi kriteria kandungan gula, garam, lemak dan/atau zat gizi lainnya. Harapannya masyarakat dapat bijak memilih produk dengan Logo “Pilihan Lebih Sehat” dan mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar,” terang Meliza.

Susana, S.T.P., M.Sc., PD.Eng., Head of Strategic Marketing Nutrifood mengatakan, “Kami berkomitmen dalam mengedukasi dan menginspirasi masyarakat Indonesia untuk selalu menjalankan gaya hidup sehat setiap saat. Kami juga menyadari bahwa isu obesitas terutama pada anak dan remaja berdampak negatif bagi kesehatan karena bisa meningkatkan risiko sindrom metabolik pada saat mereka dewasa, sehingga perlu adanya kerja sama seluruh pihak dalam mengatasi isu ini. Sejak 2013, kami secara aktif berkolaborasi dan mendapatkan dukungan dari Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM RI untuk mengedukasi tenaga kesehatan, komunitas, media, dan masyarakat melalui kampanye Cermati Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (#BatasiGGL) serta Baca Label Kemasan sebagai salah satu upaya penanggulangan isu obesitas di Indonesia.”

“Kami berharap setiap anak dan remaja dapat memutuskan rantai obesitas yang terjadi di lingkungannya dan setiap orang bisa menularkan dampak positif dengan memahami pilihan makanan minuman yang lebih baik dan tetap nikmat,” pungkas Susana.

Editor : Novita Sari

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut