get app
inews
Aa Read Next : Pacu Pendidikan Warga Cilegon, Wali Kota Helldy Diapresiasi UT Serang Banten

Dua Figur Kartini Masa Kini, Casella dan Khusnia yang Tak Menyerah Hadapi Tantangan

Rabu, 19 April 2023 | 13:19 WIB
header img
Ki-ka: Casella Prasita, Area Sales Manager PT Roche Indonesia dan Khusnia Normawati, Asisten Direktur Perusahaan Konstruksi. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsCilegon.id - "Bila orang hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, maka kecerdasan pikiran dan pertumbuhan budi, harus sama-sama dimajukan” - R.A Kartini.

Pentingnya pendidikan bagi perempuan, sudah disadari R.A Kartini sejak lama. Pejuang emansipasi kelahiran Jepara, 21 April 1879 ini berhasil mendobrak peradaban kala itu yang tidak memperbolehkan perempuan untuk mengenyam pendidikan tinggi. 

Perjuangan Kartini dalam mengangkat martabat dan meraih pendidikan yang layak untuk perempuan Indonesia, telah memberikan dampak yang besar dalam perjuangan kesetaraan gender

Hal ini tampak dari sektor pekerjaan yang mana para perempuan memiliki kontribusi yang tidak kalah penting dengan kaum pria. 

Berdasarkan data proyeksi penduduk oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah perempuan usia sangat produktif (15-49 tahun) mencapai 69,4 juta, sedangkan untuk perempuan usia produktif (50-64), sebanyak 16,91 juta. 

Menurut BPS, kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia tengah memasuki era bonus demografi, dimana kelebihan penduduk usia produktif bisa dimanfaatkan untuk peningkatan pembangunan. 

Oleh karena itu, perjuangan R.A. Kartini tetap harus dilanjutkan agar kontribusi para perempuan dijalankan dengan optimal dan tidak terhambat oleh diskriminasi berbasis gender.

Siapa saja Kartini masa kini yang menjadi representasi perjuangan melawan diskriminasi gender? Mari baca terus artikel ini!

Casella Prasita yang merupakan Area Sales Manager perusahaan multinasional di bidang kesehatan, PT Roche Indonesia, membagi pengalamannya mengenai proses belajar, berkarier, hingga meraih prestasi. 

“Saya berproses sejak kecil, dari single contributor di tempat kerja sebelumnya sebagai sales, hingga bisa menjadi manager sales di perusahaan saat ini yang sangat menjunjung tinggi kesetaraan gender,” ujar Casella menjelaskan tentang perjalanannya untuk sampai di titik karier saat ini.

Salah satu tantangan dan ketimpangan gender yang masih ada di tempat kerja adalah stigma bahwa pria lebih mampu untuk memimpin dibanding perempuan.

Casella beranggapan bahwa pandangan tersebut adalah sebuah kekeliruan, dan siapa pun bisa menjadi pemimpin jika memiliki ilmunya. 

“Untuk memimpin, saya percaya perempuan atau pria sama-sama bisa menjadi pemimpin. Tidak ada yang berbeda dari output yang bisa dihasilkan. Keduanya bisa mencapai target dengan proses yang mungkin berbeda,” jelas Casella.

Mengikuti Program Kuncie Executive Mini MBA adalah salah satu langkah yang ia lakukan untuk terus meningkatkan kompetensi sebagai seorang manager dan bentuk perjuangannya sebagai Kartini masa kini. 

“Dari program ini, saya menemukan ruang aman (bagi perempuan) untuk berproses dalam kariernya. Bahkan, program inilah yang menumbuhkan keberanian saya untuk menantang diri dalam mengambil peluang sebagai manager level Asia Pasifik di Singapura,” ucap Casella.

Kisah inspiratif lainnya datang dari Khusnia Normawati. Ia pun berbagi kisah dalam menghadapi tantangan yang juga dialami banyak perempuan masa kini, yaitu beban ganda dalam berkarier dan menjadi ibu rumah tangga. Apalagi dengan posisi pekerjaannya di industri baja yang banyak didominasi pria. 

“Peran ganda ini tidak mudah, tapi memang harus dihadapi. Tantangan ini mengharuskan saya untuk well prepared. Artinya, saya harus bisa mengatur prioritas dan waktu seoptimal mungkin,” ujar Khusnia yang saat ini berkarier sebagai Asisten Direktur di salah satu perusahaan konstruksi dan merupakan ibu dari satu anak.

Khusnia berpendapat bahwa pendidikan memiliki peran penting dalam proses menjalani peran ganda tersebut.

“Pendidikan bagi perempuan adalah hal yang sangat perlu dan penting. Kita mendidik anak didasari dengan bekal pendidikan, ilmu, dan pengalaman. Tak hanya untuk berkarier, bekal tersebut sangat krusial untuk perempuan berperan penuh bagi keluarga,” tegas Khusnia.

Pandangan Khusnia terhadap pentingnya pendidikan diwujudkan melalui keikutsertaannya dalam Program Kuncie Komplit Bootcamp Data Analytics.

Menurut Khusnia, program ini memiliki kurikulum yang sangat relevan dengan tantangan dunia kerja masa kini dan ilmunya dapat ia wariskan kepada anaknya kelak.  

Dengan mengikuti Program Data Analytics di Kuncie, Khusnia merasa semakin dekat dengan mimpinya yang ingin bekerja dari rumah sebagai data analis yang tentunya memiliki peluang karier yang lebih cemerlang. 

“Bekerja dari rumah sudah bukan lagi impian semata, saya saat ini sedang dalam proses akhir penerimaan di perusahaan yang sudah saya incar dengan posisi impian saya selama ini, yaitu sebagai data analis,” tutur Khusnia.

Tidak dapat dipungkiri, kisah sosok Kartini masa kini seperti Casella dan Khusnia hanyalah sebagian kecil dari representasi kenyataan diskriminasi gender yang masih terjadi di masyarakat.

Meski masih banyak tantangan yang harus dihadapi perempuan, kisah mereka berdua adalah bukti nyata bahwa perjuangan Kartini telah membuahkan hasil manis.

Suara Casella dan Khusnia mewakili banyak perempuan di luar sana yang menantang dirinya untuk memiliki keberanian dalam #MemulaiPerubahan demi mewujudkan target kehidupan yang ideal.

Editor : Novita Sari

Follow Berita iNews Cilegon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut