CILEGON, iNewsCilegon.id - Banyak di antara kita mungkin sering mendengar penyakit-penyakit yang bisa menular melalui hubungan seksual, termasuk salah satunya sifilis atau raja singa.
Sifilis adalah penyakit pada organ reproduksi wanita maupun pria yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit tersebut dapat menular apabila seseorang melakukan aktivitas seksual dengan penderitanya.
Lantas, apa itu penyakit sifilis, penyebabnya, gejalanya? Yuk, simak penjelasannya dibawah ini ya!
Pengertian Penyakit Sifilis
Penyakit raja singa atau sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum. Penyakit ini dimulai sebagai luka yang tidak nyeri, biasanya pada alat kelamin, rektum atau mulut. Kondisi ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak kulit atau selaput lendir dari luka ini.
Luka atau ulkus pada area kelamin yang menjadi gejala sifilis (sipilis) sering kali tidak terlihat dan tidak terasa sakit sehingga tidak disadari oleh penderitanya. Meski begitu, pada tahap ini, infeksi sudah bisa ditularkan ke orang lain.
Tanpa pengobatan, penyakit yang juga dikenal dengan sebutan penyakit raja singa ini dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan dapat mengancam jiwa. Sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke anak yang belum lahir.
Penyebab Penyakit Sifilis
Dilansir dari alodokter, sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum yang menyebar melalui hubungan seksual dengan penderita raja singa.
Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil, lecet, ruam pada kulit, atau melalui selaput lendir, yaitu jaringan dalam mulut atau kelamin.
Sifilis lebih banyak menular akibat berhubungan seksual dengan penderita infeksi ini. Selain hubungan seksual, penyebaran bisa terjadi melalui kontak fisik dengan luka di tubuh penderita, atau menular dari ibu ke janin saat kehamilan atau persalinan.
Risiko penularan sifilis disebabkan oleh tindakan dan gaya hidup seperti berikut:
1. Berhubungan seksual dengan berganti pasangan, baik itu dengan lawan atau sesama jenis kelamin.
2. Berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom.
3. Kontak erat dengan penderita sifilis.
4. Positif terinfeksi virus HIV.
Gejala Penyakit Sifilis
Gejala penyakit sifilis terdiri dari 4 tahap. Adapun gejala penyakit sifilis adalah sebagai berikut.
Sifilis Primer
Gejala pada kondisi ini umumnya muncul berupa luka dengan 10 hingga 90 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh. Pemulihannya memakan waktu sekitar 3 hingga 6 minggu. Selain itu, ada gejala lainnya seperti berikut:
1. Pembengkakan kelenjar getah bening.
2. Nyeri otot dan sendi.
3. Demam.
4. Kehilangan selera makan.
5. Rambut rontok.
6. Ada perubahan penglihatan.
Namun, bila sejak muncul luka tidak diobati, hilangnya luka ini justru menandakan infeksi telah berkembang ke tahap selanjutnya.
Oleh karena itu, Anda disarankan untuk mendatangi dokter sesegera mungkin pada tahapan ini karena masih dapat ditangani dengan mengonsumsi obat tertentu sehingga sifilis tidak beralih ke tahap selanjutnya.
Sifilis Sekunder
Sifilis sekunder adalah tahapan yang akan terjadi beberapa minggu setelah luka di sekitar alat kelamin, dubur, bibir, atau mulut menghilang.
Ditambah dengan penyakit flu, rasa lelah, sakit kepala, nyeri pada persendian, dan demam umumnya menjadi contoh gejala lain yang dialami pengidap. Segera tangani sifilis sekunder dengan tepat, agar infeksi tak berlanjut ke tahap berikutnya.
Sifilis Laten
Sifilis laten terjadi tanpa gejala, tapi dalam 12 bulan pertama, infeksi masih bisa menular. Setelah 2 tahun, infeksi tidak dapat menular lagi, meskipun bakteri penyebab sifilis masih ada di dalam tubuh. Jika tidak ditangani, kondisi ini akan berubah menjadi tersier.
Sifilis Tersier
Sifilis tersier merupakan jenis yang paling berbahaya. Tahap ini biasanya muncul 10 - 30 tahun setelah infeksi primer. Gejala yang dialami akan sangat dipengaruhi oleh bagian tubuh mana dimasuki bakteri sifilis. Jenis tersier memiliki dampak terhadap mata, jantung, otak, pembuluh darah, tulang, persendian, dan juga hati.
Hal tersebut menyebabkan pengidap akan mengalami kebutaan, penyakit jantung dan juga stroke akibat dari terjadinya infeksi menular seksual tersebut.
Dilansir kompas.com, jika sifilis menerima penanganan dengan baik pada awal terkena sifilis, akan memberikan hasil yang cukup baik. Perlu diingat, kegagalan terapi bisa saja terjadi dan bisa saja terjadi reinfeksi.
Tidak ada kriteria pasti mengenai kesembuhan pasien dengan infeksi sifilis pertama dan kedua, tetapi sifilis bisa dipertimbangkan sembuh jika selama dua tahun tes darah negatif dan tidak ada gejala yang timbul.
Gejala Sifilis Pada Otak dan Mata
Penyakit sifilis yang tanpa dilakukan perawatan medis dapat menyebabkan komplikasi dan menyebar ke organ lainnya, termasuk otak dan mata. Sifilis yang menyerang otak disebut neurosifilis. Sedangkan, sifilis yang menyerang mata disebut sifilis okular. Gejala neurosifilis meliputi:
1. Mengalami sakit kepala parah
2. Kesulitan untuk mengkoordinasikan gerakan otot
3. Mengalami kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu
4. Mati rasa
5. Demensia
Gejala pada sifilis okular juga ditandai dengan perubahan kemampuan penglihatan hingga mengalami kebutaan. Gejala penyakit sifilis yang berada pada tahap awal dapat disembuhkan dengan menggunakan antibiotik.
Namun, pengobatan menggunakan antibiotik tidak memperbaiki kerusakan yang telah terjadi akibat infeksi. Memiliki gaya hidup seksual yang sehat adalah kunci untuk terbebas dari penyakit sifilis.
Nah, itulah pembahasan diatas terkait infeksi sifilis. Melalui penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sifilis adalah penyakit menular seksual yang dapat ditangani dengan melakukan serangkaian pemeriksaan dan pengobatan oleh tenaga medis.
Editor : M Mahfud