JAKARTA, iNewsCilegon.id-Kabar mengejutkan, ternyata, 95% orang Asia menderita intoleransi laktosa atau biasa dikenal dengan alergi susu sapi. Dan lebih mengejutkan lagi karena Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat intoleransi laktosa tertinggi.
Hal itu dikatakan oleh Lidwina Tandy, Marketing Manager Cimory. “95% orang Asia menderita intoleransi laktosa dan Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat intoleransi laktosa tertinggi. Hal ini menandakan tingginya kebutuhan produk susu bebas laktosa,” seru Lidwina.
Seperti diketahui, susu memiliki kandungan gizi penting seperti protein, kalsium, vitamin A, B12, dan vitamin D, yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Sayangnya, banyak yang tidak bisa mengonsumsi susu karena tidak toleran laktosa atau alergi terhadap protein yang dikandung susu sapi.
Alergi atau tidak toleran laktosa tentu membuat tubuh tidak bisa mendapatkan nutrisi penting yang dikandung susu serta produk olahannya. Padahal, menurut dr. Adam Prabata, dokter umum, nutrisi seperti protein pada susu dan produk olahan susu lainnya, merupakan sumber nutrisi yang esensial atau sangat penting bagi tubuh.
Menurut National Institute of Diabetes dan Digestive and Kidney Disease (2014), gejala intoleransi laktosa yang terus berulang, akan berdampak terhadap pertumbuhan dan bahkan bisa menyebabkan gizi kurang.
Alergi susu bisa diatasi dengan meminum susu yang aman bagi yang tidak toleran laktosa seperti susu bebas laktosa. Dikatakan Farell Sutantio, Presiden Direktur Cimory, dengan perubahan kecil dalam pola makan, kita bisa membantu untuk mengatasi masalah alergi susu. “Produk terbaru kami Susu Bebas Laktosa, hadir sebagai solusi untuk mendukung kecukupan gizi bagi yang tidak toleran laktosa,” ucapnya.
Untuk diketahui, tubuh menggunakan enzim alami yang disebut laktase untuk mengubah laktosa pada produk susu dan olahannya, menjadi glukosa dan galaktosa agar kemudian bisa diserap dan digunakan sebagai sumber energi. Pada penderita intoleransi laktosa, tubuh tidak menghasilkan enzim laktase dalam jumlah yang cukup. Akibatnya, laktosa yang tidak tercerna, masuk ke usus besar dan terfermentasi oleh bakteri. Kondisi ini menimbulkan gejala atau berbagai keluhan seperti perut kembung, kram perut, mual, diare, dan sering buang angin.
Alergi susu terjadi akibat reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein yang terdapat pada susu. Bukan hanya gangguan saluran pencernaan, alergi susu juga dapat menimbulkan reaksi atau gejala lainnya, seperti ruam kemerahan yang terasa gatal dan sesak napas.
“Bagi yang memiliki intoleransi laktosa, mereka masih bisa mengonsumsi produk bebas laktosa termasuk susu bebas laktosa, keju, dan yogurt. Bisa juga mendapatkan kalsium dari sayuran berwarna hijau seperti bayam, brokoli dan kangkung, kacang-kacangan (almond), dan ikan (sarden, salmon),” terang dr. Adam Prabata.
Editor : Novita Sari