BANDUNG, iNewsCilegon.id - Puluhan anak dan orang muda yang tergabung dalam kelompok Child Campaigner/Juru Kampanye Anak Save the Children Indonesia di Jawa Barat, menginisiasi Festival Film Dokumenter terkait dampak krisis iklim dan upaya adaptasi yang dilakukan oleh anak, orang muda, dan keluarga.
Festival Film Dokumenter ini merupakan bagian dari Kampanye Aksi Generasi Iklim Save the Children Indonesia.
Tercatat sebanyak 47 anak yang terbagi dalam 8 kelompok mengikuti rangkaian pembuatan film sejak Agustus lalu, dimulai dengan workshop film dokumenter pendek, tiga sesi mentoring secara daring, sampai akhirnya film yang dibuat oleh anak-anak ini ditayangkan dan ditonton masyarakat luas sebagai bentuk partisipasi anak untuk menyuarakan dampak krisis iklim yang dialami dan dirasakan oleh anak-anak dan keluarga.
“Kami memilih menyuarakan fakta yang terjadi tentang dampak krisis iklim pada anak dengan menuangkannya dalam sebuah film karena perfilman Indonesia sedang naik daun dan menjadi komoditas utama di dunia digital. Film ini akan disebarluaskan melalui media sosial sehingga masyarakat mendapatkan literasi iklim dengan menonton film yang tidak membosankan dan mengedepankan fakta yang sehari-hari dialami oleh kita semua,“ tegas Rahman (18 tahun), Ketua Panitia sekaligus bagian dari Child Campaigner Save the Children Indonesia di Jawa Barat.
Laporan global Save the Children “Born into the Climate Crisis” yang dirilis pada September 2021 menjelaskan bahwa krisis iklim di Indonesia membawa dampak nyata dan dirasakan oleh anak-anak saat ini.
Anak-anak di Indonesia yang lahir tahun 2020 akan menghadapi 3 kali lebih banyak ancaman banjir dari luapan sungai, 2 kali lebih banyak mengalami kekeringan, serta 3 kali lebih banyak gagal panen.Lebih buruk lagi, dampak krisis iklim ini membuat jutaan anak dan keluarga jatuh dalam kemiskinan jangka panjang di Indonesia.
Di Jawa Barat, catatan statistik tahun 2022 menyebutkan, jumlah kejadian banjir mencapai 247 pada tahun 2021.
Dari kejadian tersebut, korban meninggal dunia 20 orang, 282 mengalami luka dan 1.440.252 orang terdampak dan mengungsi termasuk anak-anak.
Jumlah kelurahan/desa terdampak banjir dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat bertambah secara signifikan sejak 2019 hingga 2021.
“Riset Save the Children dan studi lain yang dilakukan oleh berbagai pihak sangat jelas menuturkan bahwa saat ini kita tengah menghadapi krisis iklim yang genting. Literasi iklim termasuk bagaimana cara beradaptasi menjadi hal yang sangat penting untuk disebarluaskan kepada masyarakat terutama keluarga yang terdampak langsung dari krisis iklim ini. Inisiasi Child Campaigner di Jawa Barat sangat menjawab kebutuhan gap informasi tentang adaptasi perubahan iklim,” jelas Troy Pantouw, Chief of Advocacy, Campaign, Communication & Media – Save the Children Indonesia.
Delapan kelompok anak dari lima kota/kabupaten (Cimahi, Bandung, Sumedang, Bandung Barat, Kota Bandung) mendokumentasikan krisis iklim yang dialami sehari-hari, mulai dari temperatur suhu yang meningkat di Kota Bandung, polusi udara di Cimahi, sulitnya akses air bersih dan penumpukan sampah di Sungai Cidurian dan Sungai Cijawura, sampai krisis iklim yang dialami oleh anak-anak petani di Pengalengan dan Banjaran.
Film ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar, serta harapan terhadap langkah-langkah strategis dan praktis yang dapat segera dilakukan oleh pemerintah setempat.
“Topik polusi udara di Kota Cimahi ini masih sering diabaikan oleh masyarakat padahal dampaknya dapat dirasakan secara langsung. Polusi juga masih berkaitan erat dengan krisis iklim karena bisa menjadi efek rumah kaca. Melalui film ini kami mencoba untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kualitas udara terutama untuk anak-anak yang berpotensi besar untuk merasakan dampak dari polusi udara saat ini dan di masa yang akan datang nanti,” tegas Hana (16 Tahun), Peserta Festival Film Dokumenter sekaligus sebagai Perwakilan Forum Anak Kota Cimahi
Tak hanya film dokumenter, Child Campaigner Save the Children Indonesia Provinsi Jawa Barat juga menampilkan fashion show dengan tema Reuse and Recycle Sampah.
Anak-anak dengan bangga menggunakan pakaian yang dibuat dari daur ulang sampah seperti sampah plastik, mie instan, hingga karung beras.
Kampanye Aksi Generasi Iklim Save the Children Indonesia merupakan sebuah gerakan yang diinisiasi dan dipimpin oleh anak-anak dan orang muda dengan tujuan untuk memastikan anak-anak dan keluarga, terutama mereka yang terdampak secara langsung dari krisis iklim, dapat melakukan upaya-upaya bertahan hidup dan beradaptasi, serta memperkuat sistem penanganan perubahan iklim yang lebih berpihak pada anak.
Aksi Generasi Iklim diprakarsai oleh anak-anak Indonesia terutama mereka yang berhadapan dan terdampak langsung dari krisis iklim, anak-anak tersebut berasal dari Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Tengah, D. I. Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Jakarta.
Editor : Novita Sari
Artikel Terkait