CILEGON, iNewsCilegon.id - Jika bagi sebagian orang puntung rokok merupakan hal yang tak berharga, lain hal nya dengan Duo kembar bersaudara asal India, Naman Gupta (27) dan Vipul Gupta (29).
Duo kembar ini telah menemukan keberuntungannya pada puntung rokok yang berserakan di jalanan dan tempat umum. Berdasarkan data statis, sekitar 4,5 triliun putung rokok bersebaran setiap tahunnya di bumi dan terdapat sekitar 120 juta perokok di India.
Lalu bagaimana cara mereka meraup keuntungan dari puntung hingga milyaran?
Dilansir iNewsCilegon.id dari berbagai sumber, sampah putung rokok tidak hanya mengotori jalanan sekitar, tapi juga menjadi penyebab peningkatkan polusi, karena membutuhkan waktu sekitar 10 tahun untuk terurai.
Gupta bersaudara ini sudah mengembangkan teknologi daur ulang sampah puntung rokok menjadi bahan berguna, yang kemudian digunakan untuk membuat berbagai produk seperti pengusir nyamuk, kasur, boneka, gantungan kunci hingga bantal. Wow!
Bisnis ini berawal ketika ia menunggu kelulusan di Delhi University, Naman menyadari banyaknya pelajar yang merokok dan melempar puntung rokoknya di kampus atau di kedai teh.
Ketika dia mengetahui bahwa puntung rokok membutuhkan waktu yang lama untuk terurai, dirinya dan kakaknya Vipul yang bukan perokok, memutuskan untuk memanfaatkan sampah puntung rokok tersebut dan mulai melakukan penelitian daur ulang, yang akhirnya menuntun mereka membangun perusahaan daur ulang.
“Kami menemukan bahwa tidak ada tempat sampah untuk membuang puntung rokok dan para perokok membuang pumtung rokok di mana-mana. Kami mengidentifikasi masalahnya dan kami menemukan solusinya,” ungkap Naman.
Naman mengaku, dirinya memulai perusahaan tersebut dengan investasi Rs20 lakh (2.000.000 Rupee) atau senilai Rp396.121.000.
Diketahui, puntung rokok biasanya terdiri dari tiga bagian, yakni pembungkus kertas, isian tembakau dan filter, yang terbuat dari selulosa asetat, sejenis polimer. Setelah semua bagian ini dipisahkan, tembakau diurai selama 30 hari proses aerobik menjadi bubuk kompos organik, yang kaya akan kalium, dan dijual di pembibitan.
Sementara, kertas diparut untuk dibuat bubur kertas, yang kemudian dicampur dengan minyak esensial dan bahan pengikat organik.
“Buburnya dicampur dengan minyak lemon-eucalyptus, minyak sereh dan picaridin, yang merupakan pengusir nyamuk yang efektif,” kata Vipul, yang telah menyelesaikan gelar B.Tech nya di bidang Teknik Sipil dari Amity University dan kemudian MBA dari NICMAR, Pune.
Bahan semi-cair ini, kata Vipul, dibuat menjadi lembaran kertas, yang dipotong sesuai ukuran dan dijual sebagai alas nyamuk.
“Sangat cocok untuk keperluan rumah tangga karena ini adalah pembasmi api yang lambat dan asapnya mengusir nyamuk, bukan membunuhnya,” jelas Vipul.
Serat polimer diparut dan kemudian diolah secara kimia dengan senyawa organik yang dapat terurai secara hayati untuk menghasilkan bahan yang menyerupai kapas. Ini kemudian digunakan sebagai bahan isian untuk banyak produk mereka termasuk kasur dan bantal, yang penutupnya terbuat dari goni, payet atau beludru. Bahan-bahan ini kemudian dijual dengan merek Vmake.
“Kami memiliki sekitar 10-15 kategori produk. Kami juga menawarkan layanan yang disesuaikan untuk pelanggan. Kita bisa menambahkan logo atau foto keluarga pada produk, jika pelanggan menginginkannya,” kata Naman.
Mereka memastikan bahwa proses daur ulang di pabrik mereka yang terletak di desa Nagli, Sektor Noida-134 tidak merusak lingkungan.
“Kami menggunakan kembali air limbah yang dihasilkan dari daur ulang polimer dan memastikan bahwa prosesnya benar-benar netral karbon,” ucap Naman.
Unit daur ulang ini, paparnya, memiliki tiga karyawan tetap dan satu tim pekerja yang bekerja dengan upah harian. Sekitar 40-50 perempuan bekerja untuk mereka dan mereka bekerja dengan mesin jahit untuk memproduksi bantal, kasur, dan produk lainnya.
Produk mereka hanya dijual melalui media sosial dan tidak ditemukan di Amazon, Flipart atau Myntra. Mereka baru saja membuat situs web mereka juga.
Mengumpulkan puntung telah menjadi tantangan bagi keduanya, tetapi mereka sekarang telah mendirikan pusat pengumpulan di 200 dari 748 distrik di India, termasuk 80 distrik di Uttar Pradesh.
Tak hanya itu, mereka juga menempatkan tempat pengumpulan sampah di ruang merokok sejumlah perusahaan, LSM, BPO dan Kafe di Delhi, Noida dan Gurugram.
Saat ini, kata Naman, perusahaannya telah menunjuk sekitar 100 kontraktor yang mengumpulkan puntung dari seluruh negeri dan mengirimkannya ke pabrik mereka di Noida. Masing-masing kontraktor mempekerjakan sekitar 15-20 orang di bawah mereka.
Rata-rata, jelasnya, perusahaan menerima sekitar 6.000-7.000 kilo puntung rokok setiap bulannya. Perusahaan membayar sebesar Rs500-Rs800 per kilo tergantung pada kualitas limbah.
“Kami juga mengumpulkan filter dari kompleks perumahan dan komersial. Kami menawarkan mereka baik manfaat uang atau insentif dalam bentuk produk kami, sehingga mereka tetap termotivasi untuk membantu kami menyelamatkan lingkungan,” tukas Naman.
Berbagi beberapa statistik menarik, Vipul mengatakan bahwa sekitar 400 buah gantungan kunci dapat dibuat dengan 1 kg bahan isian dan 3.000 tikar kertas nyamuk dapat dibuat dari 1 kg kertas.
“Daur ulang puntung rokok adalah domain yang belum dijelajahi, di mana tidak banyak penelitian yang dilakukan dan hampir tidak ada pemain di bidang ini,” pungkasnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait