Buku Letusan Gunung Krakatau 1883 Dalam Memori Kolektif Masyarakat Pesisir Banten, terbitan BNPB Jabar 2019 yang ditulis oleh Heru Erwantoro, menceritakan kegiatan haul Kalembak yang dilakukan di masjid Agung Labuan pada intinya untuk mengenang korban jiwa letusan dan akibat tsunami dari meletusnya Gunung Krakatau tahun 1883.
Buku tersebut juga menceritakan keberadaan masjid di Cikoneng yang sering dikenang sebagai salah satu saksi bisu kuatnya masjid tersebut menghadapi tsunami yang menimpa wilayah tersebut.
Demikian halnya di Cilegon terjadi peristiwa langit bolong. Saat itu, pascaletusan Krakatau abu demikian pekat menutupi kota baja tersebut, dan sesekali sinar matahari menyeruak di antara tebalnya abu vulkanik, sehingga seolah-olah langit bolong.
Dan, kejadian pada saat letusan juga menjadi pengingat akan nama sebuah kampung bernama Randa Kari dan nama tempat yang disebut Penyerungan.
Bagi masyarakat Banten meletusnya Gunung Krakatau tahun 1883 itu menyimpan ingatan kolektif tentang terjadinya letusan yang sangat dahsyat dan menyebabkan korban jiwa dan harta benda yang luar biasa, serta adanya ancaman kejadian yang serupa di masa-masa akan datang.
Editor : Mumpuni Malika
Artikel Terkait