LEBAK, iNews.id - Kondisi Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah di Kampung Burungcayut, Desa Pondok Panjang, Kecamatan Cihara, Lebak sangat memprihatinkan. Akibatnya para siswa mengaku khawatir belajar di dalam ruangan kelas yang nyaris roboh tersebut.
Dari pantauan Cilegon.iNews.id di lokasi pada Rabu (16/2/2022) tampak sejumlah atap bangunan sudah mulai miring dan ditopang dengan tiang penyangga. Beberapa bagian atap sekolah juga sudah mulai miring akibat pondasi yang sudah mulai rapuh serta struktur bangunan yang sudah mulai rusak.
Akibat minimnya ruangan belajar, para siswa terpaksa belajar dua kelas sekaligus dalam satu ruangan. Madrasah ini hanya memiliki tiga ruangan kelas seluruhnya kondisinya sangat memprihatinkan.
Alif Febriansyah, salah satu siswa kelas enam mengaku khawatir akan ambruknya sekolah mereka karena sebagian bangunan sudah ditopang dengan batang bambu. Ia pun pernah naik ke atap sekolah untuk memperbaiki genteng karena bocor akibat diguyur hujan deras.
"Saya pernah naik waktu itu benerin genteng, benerin yang bocor, tapi saat belajar terjadi hujan angin saya takut roboh," ujar Alif saat ditemui.
Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah di Kampung Burungcayut, Desa Pondok Panjang, Kecamatan Cihara, Lebak
Sementara Siti Ropiah, Guru di sekolah tersebut mengatakan jumlah semua siswa ada 83 orang, terkadang para siswa kebingungan saat mendengarkan dua suara guru yang sedang memberikan pelajaran yang berbeda.
Hal itu terpaksa dilakukan akibat minimnya ruangan kelas dan kondisinya sangat memptihatinkan. Pihak sekolah juga terpaksa menggabungkan dua kelas sekaligus karena tidak ada lagi ruang belajar.
"Ruangannya terbatas, kalau itu kan gak ada ruangan lagi jadi satu ruangan itu untuk dua kelas gitu. Kondisi ruangan udah pada jelek banyak yang bocor," katanya.
Kondisi bangunan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah di Kampung Burungcayut, Desa Pondok Panjang, Kecamatan Cihara, Lebak
Jika terjadi hujan kata Siti, dirinya pun merasa risi terhadap siswanya. Saat terjadi gempa waktu lalu ia mengaku menyuruh para siswa cepat-cepat keluar duluan, yang penting siswa dulu yang selamat.
Para siswa berharap pemerintah mau membantu dan menambah ruang kelas serta memperbaiki sekolah mereka karena sekolah negeri berada cukup jauh dari lokasi perkampungan mereka.
Jarak ke sekolah negeri sekitar lima kilometer hingga tujuh kilometer itu membuat para orang tua mereka tidak sanggup untuk mengantarkan ke sekolah negeri yang cukup jauh dari wilayahnya tersebut.
Itulah sebabnya mereka berharap karena sekolah madrasah ini awalnya pernah dibangun sejak 2007 yang lalu belum ada perbaikan total hingga saat ini. Akibatnya bangunan ini sudah mulai banyak rusak termakan usia, bahkan mengaku khawatir roboh.
Editor : Mumpuni Malika
Artikel Terkait