get app
inews
Aa Read Next : Kementan Bantu Pompanisasi Sawah Tadah Hujan di Banten

Fakta Menarik Dibalik Tradisi Ngupat dan Ngalepet di Kabupaten Pandeglang, Yuk Simak!

Selasa, 20 September 2022 | 11:38 WIB
header img
Ketupat (Foto: Ilustrasi).

PANDEGLANG, iNewsCilegon.id - Dalam kalender islam (Hijriyah), bulan september merupakan bulan safar. Pada bulan ini masyarakat di Kabupaten Pandeglang memiliki tradisi yang sudah berlangsung sejak jaman dahulu, yakni tradisi Ngupat dan Ngalepet. Tradisi ngupat dan ngalepet adalah tradisi berbagi makanan kolot baheula (orang tua jaman dulu) yang masih diwariskan hingga saat ini.

Dilansir iNewsCilegon.id dari berbagai sumber, ada fakta menarik dibalik Tradisi ngupat dan ngalepet ini, dimana tradisi ini termyata telah berlangsung sejak zaman Kesultanan Demak ketika mereka memperluas pengaruhnya ke daerah barat pada abad 16.

Ngupat adalah tradisi makanan menggunakan ketupat, yaitu beras yang dimasak dengan dibungkus daun kelapa muda atau janur. Sedangkan Ngalepet adalah terbuat dari beras ketan dan kelapa dicampur dengan kacang tunggak.

Jika di daerah lain, ngupat ramai pada hari raya Idul Fitri, di Kabupaten Pandeglang berbeda. Ngupat di Kabupaten yang terkenal dengan julukan kota sejuta santri seribu ulama ini akan ramai pada bulan safar dan di hari ke-15 bulan Ramadan. 

Para ibu di hampir setiap rumah disibukkan dengan kegiatan memasak ketupat. Sore harinya,

Kupat dan lepet dibawa ke masjid atau musholla. Namun, tidak semua orang dijaman sekarang sempat memasak ketupat sendiri, ada juga yang membelinya dari pedagang ketupat keliling yang hanya muncul dimomen ini.

Ketupat dan Lepet yang sudah matang dibawa ke Mushala/Masjid terdekat menjelang magrib. Kemudian pada sore kaum laki-laki menggelar tahlilan dan doa bersama di masjid atau mushalla.

Baru lah ketupat dan lepet tersebut dibagikan kepada jemaah secara acak agar mereka dapat saling mencicipi masakan buatan tetangga.

Dalam momen tersebut, ketupat dan lepet dilengkapi sayur labu, tempe, ada pula yang menggunakan daging ayam dalam penyajiannya.

Begitu kuatnya tradisi ngupat dan ngalepet, masyarakat Pandeglang yang tinggal di perantauan sering meminta kiriman kupat dan lepet dari keluarganya yang berada dikampung.

Kisah ngupat dan ngelepet tidak lepas dari Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Banten.

Pada abad 16,  Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon yang dibantu pasukan Demak menduduki pelabuhan Banten dan mendirikan Kesultanan Banten.

Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan pada masa itu adalah dengan membagi-bagikan ketupat kepada warga sekitar.

Editor : Mahfud

Follow Berita iNews Cilegon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut