PANDEGLANG, iNewsCilegon.id - Sebanyak 52 persen anak-anak di Indonesia mengalami tindak kekerasan baik fisik maupun seksual. Hal itu diungkap oleh Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (Komnas PAI) Arist Merdeka Sirait, saat menghadiri Seminar Nasional Pendidikan Karakter dan Strategi Mengajar, yang digelar oleh Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI), pada Minggu (19/3/2023), di Hotel Wira Carita.
Ketua Komnas PAI Arist Merdeka Sirait mengatakan, potret anak indonesia saat ini sangat memprihatinkan, hal tersebut dikarenakan banyaknya kasus kekerasan yang dialami oleh anak anak indonesia.
"Hampir 52 persen anak-anak di indonesia mengalami kekerasan, baik fisik maupun kekerasan seksual, hal ini berakibat pada perkembangan karakter anak indonesia," kata Arist.
Selain faktor kekerasan, lanjut Sirait, pola asuh yang salah juga sangat berdampak pada perkembangan karakter anak di dunia pendidikan.
"Faktor selanjutnya yang menyebabkan suramnya potret anak indonesia yakni banyak masyarakat yang cuek, tidak peduli dan tidak berani melakukan intervensi untuk menyelesaikan permasalahan ini," ujarnya.
Ia berharap, dengan adanya seminar pendidikan karakter ini diharapkan menjadi bagian dari memutus mata rantai potret suram anak indonesia.
"Semoga seminar ini menjadi bagian daru solusi segala persoalan suram anak-anak, karena dalam seminar ini melibatkan para guru, dimana guru sebagai penentu dalam membangun karakter anak indonesia yang lebih baik lagi," tambahnya.
Sementara itu, Pj Sekda Kabupaten Pandeglang Taufik Hidayat mengatakan, faktor utama untuk membangun anak yang berkarakter adalah pola asuh keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar.
"Karena apabila anak tersebut sudah terbiasa dengan pola didik yang baik sudah barang tentu anak tersebut akan terhindar dari perilaku-perilaku yang tidak baik," ucapnya.
Pj Sekda meminta, kepada para tenaga pendidik baik ditingkat usia dini, SD, SMP hingga tingkat atas untuk bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan, agar terbantuk karakter anak yang kuat dan berpendidikan.
"Mari kita bersama-sama menjaga dan melindungi anak-anak penerus generasi bangsa di masa depan dari segala bentuk tindak kejahatan, melalui pendidikan dan tenaga didik," pungkasnya.
Editor : M Mahfud