JAKARA, iNews - Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 mencapai 5,2 persen. Laporan Global Economic Prospect menyebutkan, pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh permintaan yang kuat dari dalam negeri dan kenaikan harga komoditas.
"Pemerintah optimistis bisa mewujudkannya," tegas Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono, di Gedung Bina Graha Jakarta, Senin (17/1).
"Kunci utama tetap di pengendalian COVID19," ungkap Edy.
Menurutnya, sejauh ini pengendalian COVID19 sudah berjalan dengan sangat bagus, baik dari sisi kasusnya, hospitalisasi, maupun angkan kematian.
"Ini yang harus dipertahankan dan tetap waspada, termasuk di dalamnya pelaksanaan vaksinasi, testing, tracing dan treatment, serta mendorong perilaku masyarakat agar patuh pada protokol kesehatan," tutur Edy.
Strategi lainnya, kata dia, pemerintah akan terus melanjutkan program perlindungan sosial, melalui bantuan sosial maupun stimulus atau insentif, seperti subsidi bunga, penjaminan kredit, dan insentif pajak.
"Langkah ini untuk menjaga daya beli masyarakat dan mempercepat pemulihan kegiatan berusaha," sambungnya.
Edy menambahkan, yang tak kalah pentingnya adalah implementasi UU Cipta Kerja agar iklim investasi kondusif dan semakin meningkat. Sehingga bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada penciptaan lapangan kerja.
"Pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan atau daya beli masyarakat juga," paparnya.
"Stabilitas ekonomi makro khususnya inflasi juga menjadi perhatian pemerintah. Karena itu sinergi pemerintah dengan otoritas moneter yakni BI, harus lebih baik," pungkas Edy Priyono.
Editor : Mumpuni Malika