PANDEGLANG, iNewsCilegon.id - Pawai Dongdang atau arak-arakan menjadi kegiatan rutin dilakukan oleh sebagian warga di Kabupaten Pandeglang, tak ada yang tahu kapan kegiatan ini dimulai hingga menjadi tradisi disetiap memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang tahun ini jatuh pada Kamis 28 September 2023.
Bentuk dongdang nya sendiri bervariasi, mulai dari rumah-rumahan, hewan atau kendaraan yang dihias dengan beraneka ragam makanan, minuman atau buah-buahan.
Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Al Khoziny Kadutomo Jiput, KH Khozinul Asror, membuat dongdang dan melakukan pawai atau arak-arakan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dalam agama islam diperbolehkan.
"Ooh itu ada sebagai bentuk rasa syukur dan kebahagiaan akan datangnya bulan Mulud karena kata baginda Rasul Barang siapa yang mengagungkan Kelahiranku maka dia akan bersamaku nanti di surga (Hadist)," jelas KH Khozinul Asror. Selasa (26/9/2023).
KH Khozinul Asror menambahkan, terkait perayaan Maulid orang pertama kali yang mempelopori atau melakukannya adalah Syekh Salahuddin Al Ayyubi pada Dinasti Fatimiyah.
"Banyak versi tp yg masyhur adalah yg pertama kali merayakan Peringatan Maulid Nabi adalah Syekh Salahuddin Al Ayyubi pd Dinasti Fatimiyah karena pada saat itu masyarakat islam sudah semakin memudar rasa kecintaannya kepada Baginda Rosul maka dibuat lah perayaan besar-besaran dan dibuatlah syair-syair atau puji-pujian terhadap Nabi seperti Barjanji, simtudz dzuror, dll," kata KH Khozinul Asror.
Ia juga berharap, adanya kegiatan atau tradisi Dongdang ini tidak hanya sekedar seremoni arak-arakan saja namun juga mampu menumbuhkan kecintaan terhadap agama islam dan Nabi Muhammad SAW.
"Mudah-mudahan dengan Peringatan Maulid ini bisa dijadikan terjalinnya Wahana Ukhuwah Islamiyah, Wathoniyah dan Insaniyah sehingga terbangun masyarakat yang kuat, bersatu dan tidak mudah terpecah belah, dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tandasnya.
Editor : M Mahfud