CILEGON, iNews Cilegon.id - 30 ekor anjing di Cilegon diambil sampel darahnya untuk mendeteksi apakah ada virus rabies yang menyusup dan menjadi ancaman di kota baja.
Pengambilan sampel darah 30 anjing dilakukan tim surveilans rabies DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pangan) Kota Cilegon yang terdiri dari drh Dina Safitri, Hafid Dasuki, drh Tiara, drh Hanin dan Driantama.
Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan titer antibody dengan metode pengujian elisa rabies. Pemeriksaan titer antibody dilakukan setelah tiga bulan dan enam bulan setelah pemberian vaksinasi rabies.
Fungsional Medik Veteriner pada DKPP Kota Cilegon, drh. Dina Safitri menyatakan penyakit rabies masih menjadi zoonosis prioritas yang harus diwaspadai. Terlebih rabies bisa menular ke manusia melalui gigitan dan air liur hewan penderita rabies (HPR).
"Surveilans dilakukan dengan cara mengambil serum darah anjing di beberapa wilayah secara sampling dengan tujuan untuk menelusuri dan mengetahui secara dini penyebaran virus rabies. Juga untuk mengetahui tingkat kekebalan anjing terhadap vaksin yang sudah diberikan," kata Dina, Kamis, 8 Agustus 2024.
Kepala DKPP Cilegon Ridwan mengatakan bahwa penularan penyakit rabies dari hewan ke manusia sangat dimungkinkan melalui gigitan dan air liurnya. Bahkan, penyakit rabies yang menyerang sistem saraf pusat sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
"Sampai saat ini Kota Cilegon masih dalam status daerah bebas terancam. Oleh karena itu sangat penting dilakukan surveilans. Kami berharap dengan adanya surveilans rabies dapat menjaga Kota Cilegon bebas rabies dan turut serta mendukung Banten bebas rabies pada tahun 2027 dapat tercapai," harapnya.
Editor : M Mahfud