JAKARTA, iNews.id-Riset Kesehatan Dasar (2018) menyebutkan bahwa prevalensi penyakit muskuloskeletal yang pernah di diagnosis oleh tenaga kesehatan mencapai 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu 24,7%. Tingginya prevalensi nyeri ini menunjukkan bahwa manajemen nyeri masih mengalami berbagai hambatan.
Riset Global Pain Index Report 2020 pun menyebutkan bahwa nyeri masih menjadi masalah global. Dari 19 ribu responden yang disurvei, 93% mengaku memiliki masalah nyeri, dengan sepertiganya menderita rasa nyeri setiap hari. Kondisi ini tidak hanya dialami lansia, karena 1 dari 5 nyeri kronis juga dialami oleh mereka yang berusia di bawah 30 tahun.
"Nyeri bisa terjadi di leher, lengan, kaki, serta di punggung baik di bagian atas maupun punggung bagian bawah. Nyeri punggung bawah merupakan nyeri neuropatik yang berdampak cukup signifikan pada penderitanya karena bersifat kronis dan sulit ditangani,” ucap dr. Sa’ad Budiyono, Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
Mengonsumsi obat-obatan, terapi ke dokter, ahli fisioterapi, atau pijat bisa menjadi pilihan. Namun di tengah pandemi COVID-19, opsi ini cukup berisiko. Terapi manajemen nyeri secara mandiri yang bisa dilakukan dengan aman dan efektif di rumah menjadi pilihan tepat untuk meminimalisir risiko penularan COVID-19.
"Nyeri kronis harus mendapat penanganan yang tepat dan untuk mendukung terapi secara mandiri, kami hadir dengan solusi fisioterapi OMRON TENS, alat pijat portabel yang menerapkan stimulasi saraf listrik transkuten di area target,” kata Tomoaki Watanabe Direktur OMRON Healthcare Indonesia. “Hadirkan kualitas terapi nyeri secara non-invasif, bebas obat, yang bisa membantu pasien mengatasi rasa nyeri dengan aman tanpa menjadi kebiasaan atau menciptakan ketergantungan berlebihan," jelasnya.
Dengan bentuk compact, portable, alat ini mudah dibawa sehingga terapi bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun untuk mengatasi nyeri yang disebabkan oleh berbagai hal.
Alat ini meredakan nyeri otot atau sendi dengan menerapkan stimulasi saraf listrik ke permukaan kulit dekat lokasi nyeri. Bekerja dalam beberapa cara, termasuk memblokir pesan rasa sakit agar tidak mencapai otak, memicu tubuh untuk menghasilkan lebih banyak endorphin yang merupakan pereda nyeri alami, dan meningkatkan sirkulasi darah.
Gunakan sesuai petunjuk, namun tidak boleh digunakan untuk anak-anak, wanita hamil, dan mereka yang memiliki perangkat logam atau elektronik implan.
Editor : Novita Sari