Logo Network
Network

Menakjubkan! 3 Ulama ini Disebut-Sebut Penangkal Bencana di Tanah Jawara, Siapa Sajakah?

Ila Nurlaila Sari
.
Sabtu, 17 September 2022 | 16:36 WIB
Menakjubkan! 3 Ulama ini Disebut-Sebut Penangkal Bencana di Tanah Jawara, Siapa Sajakah?
Ulama atau Wali Allah yang diyakini jadi paku Banten (Foto: Ilustrasi)

BANTEN, iNewsCilegon.id - Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia internasional. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini, disebut-sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat luar biasa yang mampu menjadi penangkal bencana di tanah jawara.

Dikutip iNewsCilegon.id melalui kanal YouTube JEJAK PARA WALI, Sabtu (17/9/2022), berikut 3 Ulama atau Wali Allah yang dimaksud.

1. Abuya Muhtadi Cidahu Banten

Abuya Muhtadi Cidahu dipercaya merupakan paku Provinsi Banten. Ulama sekaligus Wali Allah ini yang termasuk dalam jajaran Mustasyar PBNU adalah merupakan putra dari Abuya Dimyati Cidahu Pandeglang.

Ayahnya merupakan seorang Wali Allah yang sangat masyhur, tak hanya di Indonesia namun juga dunia internasional.

Banyak murid-murid dari Abuya Muhtadi Cidahu melihat secara langsung karomah dari sang Abuya. 

Abuya Muhtadi Cidahu Banten diakui masyarakat sebagai himayah penjaga sekaligus paku di tanah Banten.

2. Abuya Syar'i Ciomas Banten

Abuya Tubagus Ahmad Syar'i Ciomas, sosok ulama yang saat ini paling diakui sebagai himayah atau paku Provinsi Banten.

Abuya Syar'i Ciomas merupakan satu-satunya murid Syeikh Nawawi Al Bantani sekaligus ulama seangkatan KH. Hasyim As'ary yang masih hidup, kini usia Abuya Syar'i Ciomas sekitar 140 tahun.

Abuya Syar'i disebut sebagai pemegang golok ciomas, yaitu golok bersejarah yang menjadi wasilah terusirnya orang-orang Badui saat mereka menyerang Banten.

Golok Ciomas kini sudah beredar dimana-mana namun golok asli bersejarah ini hanya ada satu yang saat ini berada dalam pengawasan Abuya Syar'i Ciomas.

Konon Abuya Syar'i mampu membaca niat dan pikiran orang-orang yang datang kepadanya.

3. Abuya Munfasir Padarincang Banten

Abuya Munfasir Padarincang Banten memiliki pesantren tanpa nama terletak di kaki bukit Padarincang.

Abuya Munfasir hanya menerima santri laki-laki yang jumlahnya hanya 40 orang.

Abuya menerapkan beberapa syarat untuk dapat menuntut ilmu di tempatnya, salah satunya dengan tidak diperbolehkannya membawa apapun hanya baju yang melekat di badan saja.

Selain itu Abuya juga memberi syarat bagi siapa saja yang ingin menuntut ilmu agar sanggup berpuasa selama 40 hari sampai berbuka dan sahurnya hanya dengan tiga teguk air saja.

Kemudian santri juga diharuskan berpuasa dengan umbi-umbian yang tidak boleh dimasak dan saat puasa diharuskan membaca Alquran 10 juz per hari.

Hal ini ditujukan agar santri memiliki hati yang bersih yaitu dengan jalan tasawuf.

Abuya Munfasir adalah sosok yang luar biasa dan wajahnya yang memancarkan cahaya, membuat orang lain yang memandangnya bergetar.

Editor : Mahfud

Follow Berita iNews Cilegon di Google News

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.