PANDEGLANG, iNewsCilegon.id - Proses belajar Abuya Dimyati, ulama besar Pandeglang tidak dilalui dengan mudah. Keterbatasan ekonomi, untuk beli kitab tak sanggup. Ia pun mesti mengais kertas ke tong sampah untuk menulis pelajaran.
KH Abuya Dimyati lahir dari pasangan H. Amin dan Hj. Ruqayah sekitar tahun 1925. Sejak kecil, Abuya Dimyati sudah memperlihatkan kecerdasannya yang mumpuni di usia muda.
Beliau dikenal sebagai seorang ulama dan guru tarekat yang alim dan wara. Abuya juga merupakan pendiri pondok Cidahu, yang terletak di Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Abuya Dimyati menjadi sosok yang senantiasa mengisi sebagian besar waktunya untuk mengaji dan berdzikir kepada Allah SWT.
Untuk mendapat ladang ilmu yang lebih luas, Abuya Dimyati belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya.
Dirangkum dari berbagai sumber, dikisahkan saat Abuya Dimyati masih menjadi seorang Santri, beliau tidak membawa bekal apa pun ketika hendak pergi ke pondok, kecuali sedikit beras dan minyak kelapa.
Selain itu, Abuya Dimyati juga tidak pernah membawa kitab seperti Santri pada umumnya saat ada acara pengajian di pondok.
Editor : M Mahfud