get app
inews
Aa Read Next : Kabar Baik, Vaksin Kanker Serviks akan Diberikan Gratis untuk Siswi Kelas 5 dan 6

Sebagai Penyebab Kematian Tertinggi, Yuk, Lindungi Anak dari Pneumonia dengan Vaksinasi

Sabtu, 19 November 2022 | 21:45 WIB
header img
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak-anak di seluruh dunia. Foto: Ilustrasi/Ist

TANGERANG, iNewsCilegon.id - Sebuah postingan Ibu muda asal Tangerang, pernah viral di Facebook beberapa waktu lalu.

Postingan yang diunggah oleh akun Fitria Indah Lestari ini menceritakan kisah pilunya kehilangan sang putra yang bernama Hafizh, tepat di usianya yang baru menginjak satu bulan. 

Sang putra meninggal akibat Pneumonia.

Dari postingan tersebut diketahui kalau Hafizh pertama kali terpapar asap rokok saat acara akikahnya. Selang dua hari, Hafizh mulai menunjukkan tanda-tanda sakit. Batuk-batuk dan napasnya tersendat-sendat (sesak).

Saat di-rontgen, paru-paru Hafizh putih semua, dokter pun mengatakan kalau Hafizh mengalami Pneumonia berat.

Sayangnya, setelah menjalani berbagai pengobatan, tak berselang lama Hafizh meninggal dunia.

​​​​​​
Dr. dr. Allen Widysanto, SpP, Pulmonologist Spesialis Paru dari Rumah Sakit Siloam. Foto: Novita Sari
 

Dr. dr. Allen Widysanto, SpP, Pulmonologist Spesialis Paru dari Rumah Sakit Siloam, dalam kesempatan peringatan Hari Pneumonia Sedunia pada 12 November lalu di Hotel Aryaduta Karawaci Tangerang menjelaskan, Pneumonia merupakan suatu infeksi yang menyerang paru-paru, dan menyebabkan penderitanya mengalami berbagai gejala, seperti sesak napas dan batuk-batuk. 

"Infeksi pada paru-paru yang umumnya disebabkan oleh bakteri (Streptococcus pneumoniae), virus, atau jamur itu, menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Akibatnya, alveoli dipenuhi cairan atau nanah yang membuat penderitanya sulit bernapas. Itulah mengapa Pneumonia juga sering disebut sebagai penyakit paru-paru basah dan umumnya muncul pada anak usia balita," terang dr. Allen.

Pneumonia pada Anak

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak-anak di seluruh dunia. Mereka memperkirakan, 15% kematian anak-anak berusia di bawah 5 tahun disebabkan oleh Pneumonia.

Secara global, Pneumonia membunuh lebih dari 740.000 anak di bawah 5 tahun pada tahun 2019. Jumlah ini lebih besar dari jumlah kematian akibat penyakit menular, seperti infeksi HIV, malaria, atau tuberkulosis.

Sementara di Indonesia, sekitar 14,5% kematian pada bayi dan 5% kematian pada balita setiap tahunnya, disebabkan Pneumonia.

Nora T. Siagian, Presiden Direktur Pfizer Indonesia. Foto: Novita Sari
 

Dikatakan Nora T. Siagian, Presiden Direktur Pfizer Indonesia, semua orang, siapa saja, dimana saja, dan kapan saja, bisa terjangkit Pneumonia. 

"Risiko Pneumonia semakin meningkat bagi anak di bawah 2 tahun dan lansia di atas 65 tahun. Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman lebih jauh tentang penyakit ini serta faktor risiko dan pencegahannya agar terhindar dari penyakit mematikan tersebut,” ujarnya.

Gejala Pneumonia pada Anak

Pada dasarnya, Pneumonia pada anak tidak hanya disebabkan oleh satu faktor. Pneumonia bisa diakibatkan oleh gabungan dari beberapa faktor seperti kekebalan tubuh, lingkungan (eksposur terhadap asap rokok dan polusi), dan bawaan penyakit paru sejak lahir.

Perlu digarisbawahi pula bahwa Pneumonia dapat menyerang anak yang sehat maupun anak-anak yang sudah memiliki penyakit bawaan. 

Akan tetapi, risiko Pneumonia pada anak juga akan meningkat jika anak memiliki kondisi kesehatan seperti:

• Dibawah usia dua tahun

• Memiliki penyakit kronis pada jantung, paru-paru, dan ginjal

• Diabetes

• Terinfeksi HIV, pernah melakukan transplantasi organ atau memiliki kondisi masalah pada sistem kekebalan tubuh

• Menggunakan implan pada koklea

• Sindrom nefrotik

• Penyakit sickle cell

• Limpa rusak atau tidak ada limpa

• Kebocoran cairan serebrospinal (CSF)

Umumnya, gejala Pneumonia pada anak cukup bervariasi. Namun, Pneumonia pada anak biasanya ditandai dengan:

• Batuk berdahak

• Demam

• Sesak napas

• Radang tenggorokan

• Nyeri pada dada ketika batuk atau bernapas

• Tampak tarikan atau cekungan di dada bagian bawah saat bernapas

• Mual

• Tubuh yang menjadi mudah Lelah

• Infeksi telinga

Bagaimana Mencegahnya?

Menurut dr. Allen, bakteri dan virus Pneumonia menyebar dengan cepat melalui percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin.

"Pneumonia sebenarnya mudah untuk dicegah. Menerapkan gaya hidup bersih merupakan salah satu kunci utama. Praktikkan kebiasaan rajin mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk dan bersin saat berada di tempat umum. Selain menjaga kebersihan, penting juga menjalankan pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan konsumsi makanan sehat dan bergizi," ucap dr. Allen.

"Cara kedua yang juga dapat dilakukan, imunisasi Pneumonia atau PCV (Pneumonococcal Conjugate Vaccines)," serunya. 

Pemberian Vaksin Pneumonia pada Anak

Kabar gembira karena Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa Imunisasi Pneumokokus Konyugasi atau PCV kini menjadi satu dari 14 jenis imunisasi yang wajib diberikan untuk anak-anak Indonesia dalam melindungi dari penyakit berbahaya termasuk Pneumonia atau radang paru. Program ini menyasar 4,6 juta anak dan balita di seluruh Indonesia.

Ternyata, tak hanya melindungi dari Pneumonia, imunisasi ini juga dapat mencegah anak terkena stunting atau tubuh pendek. Sebab, Pneumonia tidak hanya menyebabkan radang paru namun juga mengganggu asupan gizi penderitanya.

dr. Prima Yosephine, MKM., Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes menyebutkan, untuk pencegahan penyakit Pneumonia yang disebabkan oleh hemofilus influenza tipe B sudah dilakukan di Indonesia dengan mengintroduksi vaksin HI-B yang dikombinasikan dengan vaksin DPT HB sehingga pemberiannya dalam bentuk vaksin DPT HB ke dalam Program Imunisasi Nasional, dan sudah dilaksanakan sejak 2013. 

"Menjadi lebih efektif bila dibarengi dengan pemberian imunisasi pneumokokus konjugasi atau PCV. Vaksin Pneumonia penting diberikan sejak dini, sejak bayi berusia dua bulan, diberikan sebanyak tiga kali. Pemberian vaksin PCV untuk anak-anak ini juga sudah dimasukkan dalam Program Imunisasi Nasional, dan sudah diluncurkan secara resmi oleh Menteri Kesehatan pada 12 September 2022 lalu," tegas dr. Prima.

Ikatan Dokter Anak Indonesia menyarankan, pemberian vaksin PCV pada anak diberikan sebanyak tiga kali, plus satu kali sebagai boosting atau vaksin penguat. Pemberian pertama adalah saat anak berusia 2 bulan, lalu 4 bulan, dan 6 bulan. Adapun vaksin tambahan ketika usia anak 12-15 bulan.

Bila anak belum mendapat vaksin hingga berusia 7-12 bulan, pemberian vaksin adalah sebanyak dua kali dengan interval satu bulan. Sedangkan jika anak belum juga menerima vaksin ketika berumur 1-2 tahun, vaksin diberikan dua kali dengan jarak pemberian dua bulan. Dan bagi yang belum divaksin sampai umurnya 2-5 tahun, vaksin juga diberikan dua kali dengan interval dua bulan.


Memeringati Hari Pneumonia Sedunia, Pfizer menggelar media workshop 11-12 November 2022 di Hotel Aryaduta Karawaci Tangerang. Foto: Novita Sari

 

Vaksin Menurunkan Angka Kematian

Pneumonia dapat diobati jika terdiagnosa sedini mungkin dan dapat dicegah dengan vaksinasi

Ini terbukti di negara-negara dimana imunisasi PCV merupakan bagian dari program imunisasi rutin.

Sebuah penelitian yang terbit di The Lancet menyebutkan, secara global, episode klinis Pneumonia pada anak, berkurang 22 persen dari 178 juta pada 2000 menjadi 138 juta pada 2015 setelah adanya vaksinasi. 

Bayi dan anak menjadi perhatian utama karena masuk kelompok paling berisiko lantaran belum memiliki sistem imun yang matang. Karena itulah para pakar kesehatan menyarankan pemberian vaksin Pneumonia untuk anak sesuai dengan jadwal. 

Bila terlambat, masih ada kesempatan melindungi anak dari Pneumonia hingga usianya lima tahun. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapat informasi lebih lanjut.

Editor : Novita Sari

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut