CILEGON, iNewsCilegon.id - Pada umumnya, untuk mendapatkan istirahat yang baik terutama untuk tidur, kasur merupakan tempat ternyaman untuk melakukan hal tersebut.
Namun, berbeda dengan penduduk di Dusun Kasuran, Yogyakarta, yang memiliki kebiasaan atau tradisi yang unik dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya.
Di Yogyakarta, ada beberapa kampung unik di yang bisa dijelajahi. Sesuai dengan julukannya, kampung Kasuran memiliki keunikan yang membuat siapa saja penasaran.
Penasaran? Berikut ulasannya yang dirangkum iNewsCilegon.id dari berbagai sumber, Minggu (12/3/2023).
Terbentuknya Dusun Kasuran ini tak lepas dari sejarah nenek moyang yang terlebih dahulu menghuni kawasan dusun tersebut. Dari asal usulnya, desa ini memiliki dua versi.
Pertama, adalah peperangan Pangeran Diponegoro, di mana pada zaman peperangan dahulu beliau mengalami kekalahan atau ashor yang memiliki makna kalah atau kekalahan.
Kedua, adalah Padukuhan Kasuran ini karena masyarakatnya yang tidak pernah tidur menggunakan kasur kapuk. Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu Sunan Kalijaga pernah datang ke padukuhan Kasuran untuk melakukan syiar dan beliau tidur di atas kasur kapuk yang berasal dari pohon randu dan kemudian beliau jatuh sakit.
Nama Padukuhan Kasuran ini diambil dari peristiwa antara peperangan Pangeran Diponegoro dan peninggalan Sunan Kalijaga.
Dusun ini terletak di salah satu Padukuhan yang berada di Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Masyarakat di desa ini memiliki sistem kepercayaan, pantangan, atau tradisi lama yang masih hidup hingga saat ini. Warganya tidak diperbolehkan untuk tidur di atas kasur kapuk.
Konon ceritanya, bagi siapa saja yang berani melanggar akan jatuh sakit atau mendapat celaka. Nama Desa Kasuran, berasal dari kata asor yang dalam bahasa Jawa memiliki arti kekalahan, dan kemudian dinamakan sebagai desa Kashoran atau Kasuran.
Dengan kepercayaan yang ada, masyarakat di dusun ini secara turun temurun tak pernah tidur menggunakan kasur kapuk lagi. Warga desa setempat tidur menggunakan kasur yang berbahan dasar busa atau berupa kasur spring bed.
Ada beberapa warga desa yang sempat tak percaya dengan tradisi atau pantangan tersebut, dan melanggar aturan yang ada alhasil dirinya jatuh sakit.
Editor : M Mahfud