get app
inews
Aa Text
Read Next : Aplikasi Kesehatan Ini Bikin Kamu Serasa Memiliki Asisten Pribadi Kesehatan

Kurangnya Kesadaran, Penyebab Utama Penderita Diabetes Anak Meningkat 70 Kali Lipat

Rabu, 29 Maret 2023 | 19:17 WIB
header img
Ki-ka: Prof. Aman B. Pulungan, MD, Ph.D, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon.) – Executive Director of International Pediatric Association dan Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty. Foto: Novi

JAKARTA, iNewsCilegon.id - Waspadai jika anak mengalami gejala-gejala seperti; banyak makan, banyak minum, banyak kencing dan mengompol, berat badan menurun drastis, kelelahan, dan mudah marah. Bisa jadi itu gejala diabetes.

“Apalagi jika anak yang sudah tidak mengompol, kemudian ngompol lagi. Tolong coba segera cek gula darahnya. Bisa ke fasilitas kesehatan ataupun cek sendiri dengan glukometer. Normalnya, kadar gula darah anak adalah 100-200 mg/dl. Jika di atas 200, segera pergi ke dokter,” ujar Prof. Aman B. Pulungan, MD, Ph.D, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon.), Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi di acara Media Workshop “Cegah Diabetes Prematur pada Anak dan Remaja” yang diselenggarakan oleh PT Prodia Widyahusada Tbk. di Paloma Restaurant, Hotel Des Indes, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa, 28 Maret 2023.

Kegiatan ini dihadiri oleh Dewi Muliaty – Direktur Utama Prodia, Indriyanti Rafi Sukmawati – Direktur Business & Marketing Prodia, dr. Muhammad Fahrisal Arief – Plt. Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa, dan NAPZA Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Prof. Aman B. Pulungan, MD, Ph.D, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon.) – Executive Director of International Pediatric Association, dan Matthew Justyn S.Si – Product Specialist Prodia.

Harus diketahui, diabetes yang umumnya terjadi pada orang dewasa, saat ini menjadi salah satu risiko kesehatan yang patut diwaspadai karena dapat terjadi pada anak-anak dan remaja. Pasalnya, beberapa tahun belakangan ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan kasus diabetes mellitus tipe-1 (DM tipe-1) pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023.

Peningkatan kasus ini tentunya memprihatinkan ditambah lagi dengan minimnya pemahaman terkait skrining, deteksi, pencegahan dini, dan penanganannya. 

Ada dua kategori diabetes yang umumnya dijumpai, yaitu diabetes mellitus tipe 1 (DM tipe-1), diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe-2), dan tipe lain-lain.

DM tipe-1 disebabkan genetik dan autoimun yang bisa terjadi pada anak karena salah satu atau kedua orangtua memiliki diabetes. Sedangkan, DM tipe-2 biasanya terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat, berat badan yang berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik yang biasanya terdiagnosis pada usia pubertas atau lebih dewasa.

Prof. Aman B. Pulungan mengatakan, banyak orangtua tidak menyadari bahwa pemeriksaan kesehatan dibutuhkan untuk mencegah terjadinya risiko kesehatan anak termasuk diabetes.

“Masih banyak orangtua yang belum sadar bahwa diabetes juga dapat menyerang anak-anak. Berdasarkan data global rata-rata usia anak yang terkena diabetes mellitus yaitu sekitar lima hingga sembilan tahun dan 10 hingga 14 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada usia di luar itu. Untuk menghindari risiko terburuk, gejalanya perlu dideteksi sejak dini,” cetusnya.

Ia menambahkan bahwa pengelolaan diabetes pada anak dan remaja sebenarnya sudah lama digaungkan melalui langkah kontrol glikemik dan kontrol metabolik, namun sayangnya jumlah tenaga ahli dan kesadaran masyarakat terkait diabetes mellitus masih tergolong rendah.

“Jangan tunggu sakit dulu. Lebih pekalah mengenai kesehatan anak, periksakan kesehatan jika gejala seringan mungkin terjadi, serta sediakan lingkungan dan makanan sehat untuk anak. Perhatikan kandungan gula yang dikonsumsi, jangan melebihi anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” ucapnya.

"Seperti yang kita ketahui, diabetes biasanya terjadi pada orang berusia 40 tahun ke atas, namun beberapa tahun kebelakang ditemukan banyak kasus yang terjadi pada anak dan remaja, yaitu sedang dalam masa pertumbuhan, serta cenderung memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis dan tidak bernutrisi. Tentunya, kecenderungan peningkatan kasus ini menjadi kekhawatiran nasional sehingga edukasi berkala pencegahan diabetes prematur pada anak-anak dan remaja perlu dilakukan,” tutup Dewi Muliaty.

Editor : Novita Sari

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut