Bagi traveler yang ingin merasakan pengalaman liburan berbeda, dapat mencoba paket Edukasi Transplantasi Terumbu Karang. Biayanya sekitar Rp 200 ribu. Traveler akan diajak berwisata ekologis sekaligus menanam atau mentransplantasi terumbu karang.
Saat berkunjung ke desa wisata ini, di momen tertentu, traveler juga bisa menikmati suguhan kesenian Pencak Silat Sunda, lho.
Homestay dan Toilet
Pengunjung yang berwisata ke Desa Wisata Tanjungjaya, bisa menemui banyak penginapan di tengah kota Malang dengan berbagai varian harga dan tipe sesuai kebutuhan.
Baik itu hotel, hingga homestay yang dikelola warga dan pokdarwis seperti, Homestay Tanjungjaya, Safa homestay cikadu, Anis homestay cikadu, Fatonah homestay cikadu dengan rate mulai dari 100.000/malam (include breakfast 2 pax).
Fasilitas umum di Desa Wisata ini sudah cukup baik seperti toilet bersih yang dibangun dan dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dan warga.
Berbagai suvenir unggulan, terutama yang menjadi unggulan di desa ekraf ini adalah Batik Cikadu. Ada pula hasil seni dari daur ulang jati dan bambu yang juga menjadi ekraf andalan di desa wisata Tanjungjaya.
Untuk akses digital sangat baik dimana beberapa spot penginapan dan akomodasi lainnya pun sudah menggunakan QRIS/Barcode untuk akses dan pembayaran. Di area sanggar Batik Cikadu pun tersedia QRIS.
Desa Wisata Tanjungjaya memiliki website resmi maupun social media official. Kegiatan pemesanan paket wisata sudah melalui website resmi yang terintegrasi dengan traffic kunjungan dan administrasi publik.
Kelembagaan Desa di Desa Wisata Tanjungjaya sudah cukup baik dan termanajemen dengan baik, bahkan pengelolaan juga sangat transparan serta dapat diakses dengan mudah melalui akun officialnya yang dikelola Pokdarwis Tanjungjaya.
Warga pun turut bersinergi dengan me-manage sanggar Batik Cikadu dan mendaur ulang sampah kayu jati dan bambu menjadi suvenir bernilai tinggi.
"Terkait CHSE, Desa Wisata Tanjungjaya pun senantiasa menjaga kebersihan dan menyediakan sarana prasana terkait, termasuk perihal mitigasi bencana serta kebersihan kampungnya," tutup Indra Ni Tua, Direktur Deputi 3 Kemenparekraf.
Editor : Novita Sari