get app
inews
Aa Read Next : Rentenir Berkedok Koperasi dengan Bunga 30-40 Persen, Ini Tindakan Tegas Pemkot Cilegon

Mengenal Gejala hingga Pengobatan Stiff Person Syndrome yang Dialami oleh Celine Dion

Rabu, 31 Mei 2023 | 15:32 WIB
header img
Celine Dion idap stiff person syndrome. Foto: Instagram @celinedion

CILEGON, iNewsCilegon.id - Baru-baru ini penyanyi Celine Dion dikabarkan batal manggung di semua tur konsernya hingga April 2024. Hal ini disebabkan Celine Dion didiagnosa mengidap Stiff person syndrome pada Desember lalu. 

Ia juga menyampaikan permintaan maaf melalui media sosialnya karena membatalkan semua turnya sampai pulih kembali 

"Maaf karena membuat kalian kecewa sekali lagi dan meski ini bikin hatiku remuk, yang terbaik yang bisa dilakukan adalah membatalkan semuanya sampai aku benar-benar siap kembali ke panggung. Aku tidak akan menyerah dan tidak sabar bertemu kalian lagi!" tulis pernyataan Celine Dion.

Lantas, apa itu Stiff person syndrome? Yuk, simak artikel dibawah ini yaa! 

Stiff Person Syndrome (SPS)

Stiff person syndrome (SPS) adalah kelainan neurologis autoimun yang tergolong langka. Orang yang memiliki kondisi ini biasanya merasakan kaku pada otot badan dan perut (bagian tengah tubuh).

Sehingga pengidap stiff person syndrome mungkin akan kesulitan berjalan, bahkan rentan untuk jatuh dan cedera. 

Seiring waktu orang dengan Stiff person syndrome dapat mengembangkan postur membungkuk. Beberapa orang mungkin terlalu cacat untuk berjalan atau bergerak. Banyak yang sering jatuh karena mereka tidak memiliki refleks normal untuk menahan diri. Ini dapat menyebabkan cedera serius.

Penderita Stiff person syndrome mungkin takut keluar rumah karena suara jalanan, seperti suara klakson mobil, bisa memicu kejang dan jatuh.  

Faktor Resiko Stiff Person Syndrome (SPS) 

Stiff person syndrome ini tergolong jarang terjadi dan lebih berisiko dialami oleh wanita daripada pria. Selain itu, Stiff person syndrome dapat berkembang pada usia berapapun, tapi gejala lebih sering muncul pada usia 30 hingga 40 tahunan. Hal ini juga dikaitkan dengan adanya kondisi autoimun lainnya, seperti:

• Diabetes tipe 1

• Penyakit tiroid autoimun

• Vitiligo

• Anemia pernisiosa

• Penyakit celiac

Namun, para ilmuwan belum memahami apa yang menyebabkan Stiff person syndrome, tetapi penelitian menunjukkan bahwa itu adalah hasil dari respon autoimun yang salah di otak dan sumsum tulang belakang.

Gejala Stiff Person Syndrome (SPS) 

Stiff person syndrome dapat menyebabkan kekakuan pada otot. Berikut gejala Stiff person syndrome

• Kekakuan yang ekstrim.

• Otot inti terasa kaku.

• Memiliki masalah postur dari otot punggung yang kaku, sehingga jadi membungkuk.

• Kejang otot yang terasa sakit.

• Kesulitan berjalan.

• Masalah sensorik, seperti kepekaan terhadap cahaya, kebisingan, dan suara. 

Adapun gejala kejang pada pengidap SPS bisa terasa sangat kuat dan dapat menyebabkan pengidap jatuh jika berdiri. Bahkan pengidap rentan mengalami patah tulang akibat kejang.

Selain itu, kejang mungkin jadi lebih buruk saat cemas atau stres. Gerakan secara tiba-tiba, suara keras, atau sentuhan juga bisa memicu kejang yang tidak disengaja. 

Orang yang hidup dengan kondisi Stiff person syndrome, mungkin juga mengalami depresi atau kecemasan. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh gejala lain. Potensi tekanan emosional dapat meningkat seiring perkembangan SPS.

Ada beberapa subtipe atau klasifikasi yang berbeda untuk Stiff Person Syndrome, di antaranya sebagai berikut. 

Sindrom Stiff Person Klasik: Bentuk kelainan saraf yang paling umum, yang terkait dengan antibodi GAD (asal glutamar dekarboksilase). 

Sindrom Stiff Person Varian: Ada beberapa jenis SPS yang dapat melibatkan bagian tubuh tertentu atau inkoordinas yang lebih menonjol (ataksia).

Ensefalomielitis progresif dengan kekakuan dan mioklonus (PERM): PERM adalah varian SPS yang lebih parah yang menyebabkan penurunan kesadaran, masalah gerakan mata, ataksia, dan disfungsi otonom.

Pengobatan Stiff person syndrome

Belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi Stiff person syndrome. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk meredakan gejala sehingga penderita bisa tetap produktif dan melakukan aktivitasnya sehari-hari dengan normal. Beberapa penanganan yang akan diberikan oleh dokter untuk mengatasi SPS antara lain:

• Obat-obatan, seperti obat penenang, obat pelemas otot (baclofen atau gabapentin), obat kejang (levetiracetam atau pregabalin), obat kortikosteroid, atau obat antiinflamasi nonsteroid

• Terapi khusus, seperti IVIG, plasmapheresis, atau fisioterapi

• Transplantasi sumsum tulang

Selain itu, beberapa pilihan pengobatan lain yang mungkin bisa dilakukan oleh penderita SPS untuk meringankan gejala kekakuan otot adalah pijat, terapi air, terapi panas, atau akupuntur.

Hingga saat ini, cara mencegah Stiff person syndrome belum diketahui secara pasti. Namun, kalau kamu mengalami kekakuan dan kejang otot di batang tubuh, lengan, dan kaki, sebaiknya periksakan diri ke dokter agar bisa diberikan penanganan yang tepat.

Editor : Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut