Menurut Apiah, meski secara penjualan belum begitu memuaskan, namun penghasilan dari membuat gula merah cukup memadai. Dalam sebulan dirinya meraih omset sebanyak Rp1,8 juta.
"Per butirnya dijual Rp12 ribu, meski belum maksimal tapi saya bersyukur ada tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sekitar Rp.1.800.000 sebulan," tukasnya.
Lanjut Apiah, selama ini gula merah hasil produksinya dijual secara manual dengan cara datang ke rumah atau dijual ke Pasar.
"Untuk pemasarannya masih manual, kadang ada yang langsung datang ke rumah atau kita bawa ke pasar," ujarnya.
Untuk kendala, masih kata Apiah, dalam hal pemasaran yang kadang lambat. Ia berharap kepada pemerintah ada bentuk keperdulian terhadap para pengrajin gula merah di Kecamatan Cigeulis, khususnya Desa Tarumanagara.
"Kendala yang paling terasa itu di modal sama dipenjualan aja sih yang kadang lambat, semoga kedepan pemerintah perduli terhadap para pengrajin gula merah disini sehingga lebih baik dan menjadi sukses," pungkasnya.
Editor : M Mahfud