get app
inews
Aa Read Next : Dinkop Cilegon Bagikan Sertifikat MD BPOM dan Hasil Uji Umur Masa Simpan

Caleg Gagal di Cilegon Stop Bantuan Air Bersih, Warga Terpaksa Jalan Kaki Sejauh 1 Kilometer

Sabtu, 16 Maret 2024 | 14:28 WIB
header img
Sejumlah warga Suralaya, Pulomerak, kota Cilegon, Banten, terpaksa berjalan kaki sejauh 1 kilometer demi air bersih (Foto: istimewa)

PULOMERAK CILEGON, iNewsCilegon.id  - Gara-gara perolehan hasil suara tak memenuhi ambang batas, salah seorang Calon legislatif (Caleg) di Kota Cilegon bernama Sumedi Madasik menyetop bantuan aliran air bersih untuk warga di RT 003/006 Cisuru, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten. Akibatnya, warga pun terpaksa berjalan kaki sejauh 1 kilometer untuk mengambil air sumur resapan, karena pemilik sumur bor Bukit Teletubies menutup bantuan yang sudah diberikan selama empat tahun itu.

Salah satu warga, Saibah mengatakan, bahwa Sumedi sempat berjanji tidak akan mengaitkan bantuan air bersih berupa sumur bor itu dengan Politik.

"Iya pernah bilang bantuan ini tidak akan disangkut pautkan dengan hasil politik, eh ternyata diputus, ngomongnya juga waktu itu di Masjid," ujarnya. Kamis (14/3/2024).

Penutupan sarana air bersih ini dibenarkan oleh Sumedi Madasik.

"Iya, benar, bantuan ini sudah berjalan empat tahun lebih. Selisihnya antara Rp 2 juta-Rp 2,5 juta setiap bulan. Saya harus mensubsidi pembayaran listrik untuk pengaliran air bersih ke masyarakat," demikian dikatakan Sumedi Madasik.

Sumedi mengatakan, dirinya memberikan bantuan berupa air bersih kepada warga dengan harapan warga setempat bisa memilihnya pada Pemilu 2024.

"Awalnya warga setempat telah bersepakat untuk memilih saya saat Pemilu 2024. Namun, pada pelaksanaannya mereka mengingkari kesepakatan itu, diduga akibat serangan fajar," ungkapnya.

Sumedi mengaku, penyetopan itu bukan semata-mata karena gagal dalam Pileg 2024, tetapi karena dirinya tidak sanggup membayar beban listrik sumur bor yang selama ini ditanggungnya.

"Gak cukup untuk nutupin biaya listriknya, kadang saya ambil dari kantong pribadi, dari Rp 10 ribu per kubik yang dibayarkan warga, saya hanya menerima Rp 5 ribu dan sisanya dikelola oleh warga setempat untuk perawatan mesin dan juga beban listrik," jelasnya.

Editor : Mahfud

Follow Berita iNews Cilegon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut