CIAMIS JABAR, iNews Cilegon.id - Aksi Tarsum (51), pria yang berprofesi sebagai bandar sapi dan kambing yang menggegerkan warga Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada Jumat (3/5/2024), karena tindakan sadisnya memutilasi istrinya bernama Yanti (41), hingga menjadi empat bagian.
Kejinya lagi, setelah di mutilasi beberapa bagian tubuh korban yang sudah terpotong ditawarkan Tarsum ke tetangga sekitar dengan menggunakan baskom. Banyak dugaan yang melatar belakangi aksi keji Tarsum tersebut, mulai dari terlilit hutang pinjol hingga mendapat bisikan gaib pesugihan.
Menyikapi ramainya pemberitaan, Herawati Zahra, yang mengaku sebagai keponakan Tarsum, memberikan klarifikasi terkait hal tersebut melalui akun TikTok pribadinya.
“Saya sebagai keluarga uwa Ancum (Tarsum) saya keponakannya, saya disini ingin bicara mengenai kebenaran berita yang beredar diluaran sana yang harus diluruskan,” demikian dikatakan Hera dalam video klarifikasi yang berdurasi 8 menit tersebut.
Ada tiga pokok bahasan yang diklarifikasi oleh perempuan berhijab yang mengaku sebagai keponakan pelaku mutilasi ini.
Yang pertama, bahwa anak dari Tarsum terlilit utang pinjol hingga ratusa juta, hal itu yang kemudian diduga menjadi penyebab Tarsum mengalami depresi.
“Saya tekankan disini itu tidak benar alis hoax, soal hutang pinjol ini pernah terjadi tapi itu sudah lama sekali dan sudah diselesaikan,” ucap Hera.
Kedua, adanya isu cek cok antara Tarsum dengan istrinya, Yanti (41). Hal itu dibantah oleh pihak keluarga karena sepengetahuan mereka, Tarsum dan Yanti dikenal sebagai keluarga yang harmonis.
"Wa Acum katanya bertengkar sama istrinya, itu juga gak benar karena sepengetahuan saya mereka itu hidupnya sangat harmonis, saya tau karena hampir setiap hari saya main ke rumah Uwa," kata Hera.
Dan yang ketiga, yakni adanya isu pesugihan, karena dalam pemberitaan ramai bahwa aksi sadis Tarsum yang memutilasi istrinya karena mendapat bisikan gaib pesugihan juga dibantah oleh keponakan Tarsum terebut, karena menurut Hera, Tarsum termasuk orang yang rajin beribadah.
"Soal pesugihan juga itu tidak benar karena Uwa Acu itu ibadahnya rajin jadi sangat tidak mungkin," ujarnya.
Dalam video, Hera menegaskan, bahwa Tarsum mengalami gejala depresi dikarenakan sakit kejiwaan.
"Uwa saya dalam keadaan sakit, oleh keluarga dalam upaya pengobatan, pada hari rabu sebelum kejadian saya bersama suami dan ibu saya menjenguk uwa acum itu biasa aja dia bahkan masih bisnis jual beli kambing dan ngecek kerjaannya yang lain, Wa Acum sempat dibawa ke Puskesmas dan diberi obat untuk 2x minum, hampir setiap hari saya main ke rumahnya Uwa, dan sempat menginap juga...nah Kamis pagi kami disuruh pulang karena uwa acum bilang bahwa kondisinya baik-baik saja, akhirnya kami pun pulang tapi kami tidak menyangka tragedi ini bakal terjadi, inimah kami benar-benar kecolongan," ungkap Hera.
Hera menjelaskan, perubahan pelaku Tarsum sudah dirasakan oleh pihak keluarga sejak Ramadhan lalu. Tarsum menjadi sosok yang pendiam, sering melamun, sering berbicara sendiri dan memukul kepalanya.
"Perubahan itu sudah sejak bulan puasa kemarin, Uwa Acum itu orangnya bukan tipe pendiem, tapi kondisinya berubah sejak saat itu, sering melamun dan ngomong sendiri," pungkasnya.
Editor : M Mahfud